GEMA LANTANG, JAMBI -- Paradoks arsitektur di tanah sendiri Provinsi Jambi, yang kaya akan warisan budaya Melayu dan pesona lanskap tropis, kini memasuki era percepatan pembangunan yang sangat masif.
Kota-kota utama di Jambi dihiasi oleh deretan gedung pemerintahan, pusat perbelanjaan, hotel, dan hunian baru yang menjulang. Dari satu sisi, pertumbuhan ini mencerminkan kemajuan ekonomi dan aspirasi modernisasi.
Namun, di balik gegap gempita pembangunan tersebut, muncul sebuah paradoks yang memantik keprihatinan, arsitektur lokal seolah kehilangan panggung utama dalam menentukan wajah ruangnya sendiri.
Baca Juga: Harga Emas Antam Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Meskipun Jambi memiliki lebih dari 200 arsitek terdaftar serta dua perguruan tinggi yang secara aktif mencetak lulusan arsitektur, pengaruh mereka dalam menentukan proyek-proyek penting di daerahnya sendiri justru sangat terbatas.
Banyak proyek ikonik dan strategis justru dipercayakan kepada arsitek dari luar daerah, bahkan dari luar provinsi.
Fenomena ini mengundang pertanyaan mendasar. Apakah kapasitas arsitek lokal memang kurang memadai, ataukah ada faktor lain yang menyebabkan mereka terpinggirkan?
Pertanyaan ini mengandung asumsi bahwa kuantitas sumber daya manusia secara otomatis berbanding lurus dengan kualitas dan peran strategis di lapangan.
Baca Juga: Inflasi Pangan Turun, Mendagri Tito Soroti Peran Penyaluran Beras SPHP
Padahal, dalam kajian pembangunan daerah, kapasitas profesional tidak hanya ditentukan oleh jumlah, tetapi oleh kualitas pendidikan, pengakuan institusional, kemampuan berjejaring, dan posisi dalam ekosistem pembangunan (Rondinelli, 1983).
Tanpa ekosistem yang kuat dan dukungan berbagai pemangku kepentingan, potensi lokal akan sulit berkembang secara optimal.
Lembaga Pendidikan Arsitektur, Mencetak Tukang Gambar atau Kurator Budaya?
Dua institusi pendidikan tinggi di Jambi, Universitas Adiwangsa (UNAJA) dan UIN Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS), menjadi sumber utama regenerasi arsitek lokal.
Baca Juga: Studi Ungkap Terlalu Sering Konsumsi Pemanis Buatan Bikin Otak Menua Lebih Cepat
Artikel Terkait
Kedewasaan Sahabat Alam Jambi Melihat Polemik TUKS PT SAS
Safe Haven di Era Digital, Emas Vs Bitcoin Mana Unggul?
Waktunya Bersih-bersih Sungai Batanghari dari TUKS yang Menyimpang
Menegakkan Kewarasan Berpikir Dalam Isu Investasi dan Lingkungan
Sahabat Alam Jambi: Jaga Alam, Kawal Investasi dan Lawan Hoax Mendiskreditkan Pemimpin
PSI Bersama Mahasiswa: Dukung Gerakan Demokrasi, Tolak Anarkisme dan Vandalisme
Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak
Program 3 Juta Rumah Memenuhi Amanat Konstitusi dan Tantangan Nyata Dilapangan