GEMALANTANG.COM -- Setelah bertemu Kim Jong-un di Pyongyang dan menandatangi perjanjian yang menjanjikan bantuan timbal balik jika salah satu negara menghadapi "agresi".
Presiden Vladimir Putin langsung bertolak menuju Hanoi, Vietnam. Kunjungan kenegaraan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan mitra lama Moskow.
Baca Juga: Korea Utara Dukung Penuh Rusia, Kim Jong-un Sebut Putin Sahabat Tersayang
Di Hanoi, pemimpin Rusia itu dijadwalkan bertemu dengan politisi paling berpengaruh di Vietnam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong, presiden baru saat itu, To Lam, dan politisi lainnya.
Amerika Serikat diketahui telah meningkat hubungan dengan Hanoi, sebagai mitra utama dalam perdagangan Vietnam. Perjalanan Vladimir mendapat teguran keras dari Kedutaan Besar AS di Hanoi seperti yang dilansir dari berbagai sumber.
Baca Juga: Sifat Kikir Alias 'Pelit' Dibenci Allah, Orang Pelit Beralamat Dekat Neraka
"Tidak seharusnya ada negara yang memberikan platform kepada Putin untuk mempromosikan perang agresinya dan membiarkannya meredakan kekejamannya," kata juru bicara kedutaan besar AS di Hanoi kepada Reuters.
Baca Juga: Legalisasi 'Pemutusan Internet' Pada RUU Polri Mengundang Polemik
"Jika dia dibiarkan melakukan perjalanan dengan bebas, itu bisa mengesahkan pelanggaran terang-terangan Rusia terhadap hukum internasional," tambah juru bicara itu.