opini

‎Jambi Butuh Arsitek yang Berakar Bukan Tukang Gambar

Sabtu, 6 September 2025 | 12:38 WIB
Foto ilustrasi - ‎Jambi Butuh Arsitek yang Berakar Bukan Tukang Gambar. (Gema Lantang/Ist)

‎Peningkatan kapasitas publikasi dan komunikasi akan membantu memperkuat branding arsitek Jambi, sekaligus menjadi jembatan ke dunia profesional dan bisnis yang lebih besar.

Baca Juga: Martayadi Sorot Makna Dibalik 'Sport Tourism' yang Digaungkan Maulana

‎Arsitek Luar Mendominasi: Masalah Kompetensi atau Branding?

‎Kehadiran arsitek luar daerah yang mendominasi proyek di Jambi bukan semata soal kemampuan teknis, melainkan soal strategi pemasaran, jaringan sosial, dan modal simbolik yang lebih matang.

‎Arsitek luar seringkali datang dengan portofolio kuat, komunikasi efektif, dan pemahaman pasar yang terstruktur, sehingga mereka lebih dipercaya pemilik proyek dan pemerintah.

‎Bourdieu (1986) menyebutkan modal simbolik sebagai kemampuan menguasai dan mengendalikan narasi yang berpengaruh dalam hubungan sosial dan ekonomi.

‎Dalam konteks ini, arsitek lokal belum berhasil membangun personal branding dan komunitas profesional yang solid. Kurangnya publikasi karya, minim kolaborasi strategis, dan keterbatasan eksposur membuat mereka sulit bersaing dalam pasar jasa arsitektur yang semakin kompetitif.

Baca Juga: Yusril: Prabowo Sudah Sering Minta DPR Bahas RUU Perampasan Aset

‎Oleh sebab itu, arsitek lokal harus memperkuat kapasitas mereka tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga mengelola citra dan komunikasi profesional.

‎Hal ini membutuhkan dukungan dari asosiasi profesi, media lokal, dan lembaga pendidikan untuk membangun ekosistem yang mendorong kolaborasi, promosi, dan inovasi.

‎Redefinisi “Tuan Rumah” Soal Otoritas Budaya dan Intelektual

‎Konsep “tuan rumah” dalam konteks arsitektur lokal perlu diredefinisi. Bukan hanya soal kuantitas proyek yang dikerjakan, tetapi soal siapa yang memiliki otoritas intelektual dan kultural dalam menentukan identitas ruang dan wajah daerahnya.

‎Arsitek lokal harus berperan sebagai kurator budaya dan inovator yang menjaga sekaligus mengembangkan kearifan lokal, mengintegrasikan nilai budaya Melayu, karakter ekologi tropis, dan kebutuhan kontemporer ke dalam setiap desainnya.

‎Mereka harus mampu memimpin dialog lintas sektor dan berani tampil sebagai pemimpin narasi pembangunan.

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Memenuhi Amanat Konstitusi dan Tantangan Nyata Dilapangan

‎Kolaborasi Pentahelix: Jalan Menuju Kemandirian Arsitek Lokal

‎Untuk mewujudkan kemandirian dan pengaruh arsitek lokal di Jambi, sinergi antar pemangku kepentingan sangat krusial. Model pentahelix yang melibatkan akademisi, pemerintah, industri, komunitas, dan media adalah pendekatan ideal.

Halaman:

Tags

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB