Namun, potensi ini tidak akan berkembang tanpa dukungan dan ruang yang memadai.
Menurut teori pembangunan partisipatif (Chambers, 1997), keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada keterlibatan aktif pelaku lokal yang memiliki pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan karakter wilayahnya.
Sayangnya, dalam praktiknya, arsitek muda sering kali dipinggirkan oleh sistem yang lebih mengedepankan jasa arsitek senior dari luar daerah yang sudah memiliki jaringan dan portofolio mapan.
Baca Juga: Kapuspen Respon 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat untuk TNI
Pemerintah daerah berperan penting dalam memberikan kesempatan dan dukungan penuh kepada arsitek muda, baik dalam hal akses proyek maupun pembinaan kapasitas.
Misalnya, kebijakan afirmatif yang mewajibkan porsi tertentu proyek pemerintah ditangani oleh arsitek lokal muda bisa menjadi langkah strategis.
Begitu pula asosiasi profesi dan asosiasi jasa konsultansi harus aktif menjadi mentor dan fasilitator agar talenta muda tidak hanya menjadi pekerja teknis, tapi juga pemikir dan pelopor inovasi arsitektural.
Baca Juga: Teddy dan Sri Mulyani Ungkap Perintah Prabowo soal Ekonomi Indonesia
IAI Jambi: Organisasi Profesi atau Sekadar Penjaga Administrasi?
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jambi merupakan wadah resmi bagi para arsitek lokal. Namun, peran IAI sejauh ini masih didominasi oleh aktivitas administratif dan seremonial saja.
Minimnya peran strategis dan advokasi membuat organisasi ini belum menjadi kekuatan penggerak yang mampu membangun narasi ruang dan kebijakan yang berpihak pada arsitek lokal.
Dalam teori kekuasaan simbolik (Bourdieu, 1991), institusi profesi tidak hanya berfungsi sebagai pengatur administrasi, tetapi juga sebagai produsen dan pengendali makna sosial.
Baca Juga: Soal PPTB 'Jadi 2' Bukan Keretakan tapi Penyegaran
IAI Jambi idealnya menjadi lembaga intelektual yang mampu memimpin dialog lintas sektor: antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat. Ini penting agar arsitek lokal memiliki suara dalam kebijakan ruang publik dan pembangunan.
Untuk itu, IAI perlu memperkuat perannya sebagai fasilitator pelatihan berkelanjutan, inkubator gagasan, dan penerbit karya ilmiah maupun popular yang mampu mengangkat isu arsitektur lokal secara luas.