opini

‎Jambi Butuh Arsitek yang Berakar Bukan Tukang Gambar

Sabtu, 6 September 2025 | 12:38 WIB
Foto ilustrasi - ‎Jambi Butuh Arsitek yang Berakar Bukan Tukang Gambar. (Gema Lantang/Ist)

GEMA LANTANG, JAMBI -- Paradoks arsitektur di tanah sendiri ‎Provinsi Jambi, yang kaya akan warisan budaya Melayu dan pesona lanskap tropis, kini memasuki era percepatan pembangunan yang sangat masif.

‎Kota-kota utama di Jambi dihiasi oleh deretan gedung pemerintahan, pusat perbelanjaan, hotel, dan hunian baru yang menjulang. Dari satu sisi, pertumbuhan ini mencerminkan kemajuan ekonomi dan aspirasi modernisasi.

‎Namun, di balik gegap gempita pembangunan tersebut, muncul sebuah paradoks yang memantik keprihatinan, arsitektur lokal seolah kehilangan panggung utama dalam menentukan wajah ruangnya sendiri.

Baca Juga: Harga Emas Antam Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

‎Meskipun Jambi memiliki lebih dari 200 arsitek terdaftar serta dua perguruan tinggi yang secara aktif mencetak lulusan arsitektur, pengaruh mereka dalam menentukan proyek-proyek penting di daerahnya sendiri justru sangat terbatas.

‎Banyak proyek ikonik dan strategis justru dipercayakan kepada arsitek dari luar daerah, bahkan dari luar provinsi.

‎Fenomena ini mengundang pertanyaan mendasar. Apakah kapasitas arsitek lokal memang kurang memadai, ataukah ada faktor lain yang menyebabkan mereka terpinggirkan?

‎Pertanyaan ini mengandung asumsi bahwa kuantitas sumber daya manusia secara otomatis berbanding lurus dengan kualitas dan peran strategis di lapangan.

Baca Juga: Inflasi Pangan Turun, Mendagri Tito Soroti Peran Penyaluran Beras SPHP

‎Padahal, dalam kajian pembangunan daerah, kapasitas profesional tidak hanya ditentukan oleh jumlah, tetapi oleh kualitas pendidikan, pengakuan institusional, kemampuan berjejaring, dan posisi dalam ekosistem pembangunan (Rondinelli, 1983).

‎Tanpa ekosistem yang kuat dan dukungan berbagai pemangku kepentingan, potensi lokal akan sulit berkembang secara optimal.

‎Lembaga Pendidikan Arsitektur, Mencetak Tukang Gambar atau Kurator Budaya?

‎Dua institusi pendidikan tinggi di Jambi, Universitas Adiwangsa (UNAJA) dan UIN Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS), menjadi sumber utama regenerasi arsitek lokal.

Baca Juga: Studi Ungkap Terlalu Sering Konsumsi Pemanis Buatan Bikin Otak Menua Lebih Cepat

 

Halaman:

Tags

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB