Minggu, 21 Desember 2025

PT SAS dan Masa Depan Jambi: Dialog Jangan Jadi Panggung Provokasi

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 16:44 WIB
Martayadi Tajuddin, Arsitek senior di Provinsi Jambi, yang juga seorang pengamat kebijakan publik dan akademisi. (Ist)
Martayadi Tajuddin, Arsitek senior di Provinsi Jambi, yang juga seorang pengamat kebijakan publik dan akademisi. (Ist)

Karena sejatinya, pembangunan tidak boleh merugikan rakyat. Tapi penolakan atas pembangunan yang rasional juga tidak boleh menjadi alat sabotase atas masa depan daerah.

Kita perlu mengingatkan kembali: PT SAS bukan sekadar entitas bisnis. Proyek ini telah dikaitkan dengan upaya mendorong ekonomi lokal, memperbaiki rantai logistik, dan membuka lapangan kerja di wilayah sekitar.

Baca Juga: Soal Pagar Beton Laut Cilincing, Perusahaan Diminta Salurkan CSR

Namun tentu saja, klaim-klaim itu hanya akan dipercaya bila dibarengi dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan dan keterlibatan masyarakat secara nyata.

Dan inilah substansi yang harus dibahas di meja pertemuan, bukan sekadar siapa yang salah atau siapa yang harus disalahkan.

Pertemuan besok harus menjadi forum yang menciptakan kejelasan arah. Bahwa pembangunan tidak boleh membabi buta, tapi juga tidak boleh diblokir hanya karena narasi emosional.

Bahwa investasi bukan musuh rakyat, selama ia dijalankan dengan transparansi dan tanggung jawab sosial. Dan bahwa masa depan Jambi membutuhkan investasi yang berwawasan lingkungan, adil secara sosial, serta mampu memperkuat daya saing daerah tanpa mengorbankan alam dan komunitas lokal.

Baca Juga: ‎Dibalik Penolakan PT SAS, Ada yang Sengaja Memainkan Api?

Kita semua tentu tidak ingin pertemuan ini menjadi catatan kosong. Jangan biarkan ia jadi panggung provokasi atau formalitas semata.

Jadikan ia sebagai awal baru untuk dialog yang sehat, partisipatif, dan produktif. Dan kepada para pemimpin daerah, masyarakat, dan pihak investor, bawalah itikad baik, bukan ego.

Karena hanya dengan itu, kita bisa membuka jalan bagi pembangunan yang tidak hanya berjalan, tapi juga berpihak.

Jambi hari ini tidak butuh panggung penghakiman. Yang dibutuhkan adalah forum penyatuan langkah, di mana semua pihak bisa bicara dan mendengar dengan jujur.

Baca Juga: Revitalisasi Terminal, ‎Maulana: Tak Ada Lagi PO Bus Dipinggir Jalan

Agar keputusan yang lahir bukan karena tekanan, tapi karena kesadaran bersama bahwa masa depan daerah ini terlalu berharga untuk dikorbankan demi kepentingan jangka pendek.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB
X