GEMA LANTANG, JAMBI -- Besok, 16 September 2025, Jambi akan menggelar forum dialog krusial terkait polemik jalan khusus dan TUKS PT SAS.
Ini bukan sekadar pertemuan biasa, tapi momentum penting yang menandai babak baru dalam kisah panjang antara proyek PT Sinar Anugrah Sentosa (PT SAS), aspirasi masyarakat, dan masa depan pembangunan daerah.
Dalam ruang yang difasilitasi langsung oleh Walikota Jambi ini, perwakilan masyarakat, Pemerintah Provinsi, dan pihak perusahaan akan duduk bersama, menjadi ujian bersama.
Apakah kita mampu menyelesaikan konflik dengan kepala dingin dan nalar terbuka, atau justru kembali terjebak dalam pusaran narasi yang memecah dan melemahkan?
Baca Juga: Antara Narasi Krisis dan Rasionalitas Dalam Polemik TUKS PT SAS
Dalam beberapa waktu terakhir, publik Jambi disuguhi beragam informasi, aksi massa, pernyataan-pernyataan emosional, bahkan blokade jalan nasional yang menandakan kian mendesaknya penyelesaian.
Namun di tengah riuh suara-suara tersebut, masih terasa minimnya ruang rasional yang mempertemukan fakta, aspirasi, dan visi jangka panjang secara utuh. Dan inilah yang membuat pertemuan 16 September menjadi begitu penting.
Semua pihak tentu berhak menyuarakan pendapatnya. Kritik terhadap proyek atau kekhawatiran atas dampak lingkungan adalah bagian dari demokrasi.
Namun yang patut dijaga adalah cara kita menyampaikannya — apakah melalui jalur partisipatif dan berbasis data, atau terjebak dalam spiral provokasi yang hanya menambah kabut di tengah keraguan.
Baca Juga: Klaim Target Swasembada Pangan, Mentan: Kerja Anak Bangsa
Gubernur Jambi, sebagai pemimpin tertinggi di provinsi ini, menjadi figur kunci yang ditunggu-tunggu kehadirannya dalam forum ini. Bukan sebagai hakim atau pembela salah satu pihak, tapi sebagai penunjuk arah dan pengayom.
Dalam forum seperti ini, kehadiran dan sikap beliau akan memberi sinyal penting: bahwa pemerintah tidak abai, dan bahwa semua suara masyarakat didengar secara adil dan proporsional.
Publik tentu ingin melihat bahwa keputusan-keputusan strategis soal pembangunan, termasuk proyek PT SAS, tidak hanya diproses secara legal formal, tetapi juga melibatkan partisipasi warga, menghormati kaidah lingkungan, serta berpihak pada keberlanjutan dan keadilan sosial.
Artikel Terkait
Kedewasaan Sahabat Alam Jambi Melihat Polemik TUKS PT SAS
Safe Haven di Era Digital, Emas Vs Bitcoin Mana Unggul?
Waktunya Bersih-bersih Sungai Batanghari dari TUKS yang Menyimpang
Menegakkan Kewarasan Berpikir Dalam Isu Investasi dan Lingkungan
Sahabat Alam Jambi: Jaga Alam, Kawal Investasi dan Lawan Hoax Mendiskreditkan Pemimpin
PSI Bersama Mahasiswa: Dukung Gerakan Demokrasi, Tolak Anarkisme dan Vandalisme
Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak
Program 3 Juta Rumah Memenuhi Amanat Konstitusi dan Tantangan Nyata Dilapangan
Jambi Butuh Arsitek yang Berakar Bukan Tukang Gambar
Antara Narasi Krisis dan Rasionalitas Dalam Polemik TUKS PT SAS