Senin, 22 Desember 2025

PT SAS dan Masa Depan Jambi: Dialog Jangan Jadi Panggung Provokasi

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 16:44 WIB
Martayadi Tajuddin, Arsitek senior di Provinsi Jambi, yang juga seorang pengamat kebijakan publik dan akademisi. (Ist)
Martayadi Tajuddin, Arsitek senior di Provinsi Jambi, yang juga seorang pengamat kebijakan publik dan akademisi. (Ist)

GEMA LANTANG, JAMBI -- Besok, 16 September 2025, Jambi akan menggelar forum dialog krusial terkait polemik jalan khusus dan TUKS PT SAS.

Ini bukan sekadar pertemuan biasa, tapi momentum penting yang menandai babak baru dalam kisah panjang antara proyek PT Sinar Anugrah Sentosa (PT SAS), aspirasi masyarakat, dan masa depan pembangunan daerah.

Dalam ruang yang difasilitasi langsung oleh Walikota Jambi ini, perwakilan masyarakat, Pemerintah Provinsi, dan pihak perusahaan akan duduk bersama, menjadi ujian bersama.

Apakah kita mampu menyelesaikan konflik dengan kepala dingin dan nalar terbuka, atau justru kembali terjebak dalam pusaran narasi yang memecah dan melemahkan?

Baca Juga: Antara Narasi Krisis dan Rasionalitas Dalam Polemik TUKS PT SAS

Dalam beberapa waktu terakhir, publik Jambi disuguhi beragam informasi, aksi massa, pernyataan-pernyataan emosional, bahkan blokade jalan nasional yang menandakan kian mendesaknya penyelesaian.

Namun di tengah riuh suara-suara tersebut, masih terasa minimnya ruang rasional yang mempertemukan fakta, aspirasi, dan visi jangka panjang secara utuh. Dan inilah yang membuat pertemuan 16 September menjadi begitu penting.

Semua pihak tentu berhak menyuarakan pendapatnya. Kritik terhadap proyek atau kekhawatiran atas dampak lingkungan adalah bagian dari demokrasi.

Namun yang patut dijaga adalah cara kita menyampaikannya — apakah melalui jalur partisipatif dan berbasis data, atau terjebak dalam spiral provokasi yang hanya menambah kabut di tengah keraguan.

Baca Juga: Klaim Target Swasembada Pangan, Mentan: Kerja Anak Bangsa

Gubernur Jambi, sebagai pemimpin tertinggi di provinsi ini, menjadi figur kunci yang ditunggu-tunggu kehadirannya dalam forum ini. Bukan sebagai hakim atau pembela salah satu pihak, tapi sebagai penunjuk arah dan pengayom.

Dalam forum seperti ini, kehadiran dan sikap beliau akan memberi sinyal penting: bahwa pemerintah tidak abai, dan bahwa semua suara masyarakat didengar secara adil dan proporsional.

Publik tentu ingin melihat bahwa keputusan-keputusan strategis soal pembangunan, termasuk proyek PT SAS, tidak hanya diproses secara legal formal, tetapi juga melibatkan partisipasi warga, menghormati kaidah lingkungan, serta berpihak pada keberlanjutan dan keadilan sosial.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB
X