Jokowi juga menyebutkan bahwa subsidi yang diberikan bukan termasuk dalam kerugian, melainkan sebuah investasi.
Baca Juga: Tepis Isu Dapur MBG, Pengamat: Bukan Ajang Cari Untung
Contoh yang diberikan Jokowi perhitungan 12 tahun tentang MRT Jakarta yang saat ini masih menerima subsidi sekitar Rp800 miliar per tahun, meski baru beroperasi dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI dan diperkirakan subsidi akan mencapai sekitar Rp4,5 triliun per tahun saat rute selesai.
Perlu Proses Mengubah Masyarakat Pakai Transportasi Umum
“Memindahkan masyarakat, memindahkan orang dari mobil pribadi, motor ke transportasi umum, transportasi massal juga tidak mudah. Mengubah karakter itu nggak mudah,” ucapnya lagi.
“Kita lihat MRT sukses mengangkut penumpang sejak diluncurkan, sudah 171 juta penumpang. Kereta cepat sejak meluncur sampai sekarang mengangkut 12 juta orang,” sambungnya.
Meski begitu, Jokowi mengajak untuk mensyukuri adanya pergerakan perpindahan masyarakat dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Baca Juga: Trump Puji Prabowo: Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
“Itu tidak mudah dan ini juga bertahap, tidak langsung orang berbondong-bondong ke transportasi massa yang kita miliki,” lanjutnya.
Pembangunan Whoosh Ikut Naikkan Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyinggung tentang pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh kehadiran Whoosh.
“Kereta cepat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi, menumbuhkan UMKM, warung-warung yang jualan di titik baru itu,” katanya.
Dari sektor pariwisata hingga properti, Jokowi meyakini ada juga dampak yang diberikan oleh Whoosh.
“Wisata di Bandung saya kira juga bisa meningkat dengan adanya Whoosh, nilai properti juga naik. Saya kita kemanfaatannya seperti itu,” tandasnya.
0Baca Juga: Terbongkar Alasan FIFA Bikin Turnamen Baru di Asia Tenggara
Di akhir, Jokowi optimis bahwa kerugian Whoosh akan semakin turun jika banyak masyarakat yang berpindah ke kereta cepat itu.