Pemerintah Harus Pertimbangkan Kedua Sisi
Baca Juga: Soal Usulan Pahlawan Nasional, Jefri: Aspirasi Golkar untuk Soeharto
Hensat menilai, temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat masih terbelah dalam memaknai warisan kepemimpinan Soeharto.
Pria yang dikenal sebagai analis politik itu meminta pemerintah tidak hanya melihat jumlah dukungan, tetapi juga memperhatikan alasan-alasan penolakan yang muncul.
“Ini adalah alasan-alasan yang sangat krusial bagi sejarah Indonesia. Jadi ini harusnya bisa menjadi pertimbangan dari pemerintah dalam memutuskan nantinya,” ucap Hensat.
“Jadi jangan hanya dilihat banyak yang setuju, tapi dilihat juga yang tidak setuju,” pungkasnya.
Menurutnya, keputusan untuk memberi gelar pahlawan nasional tidak hanya soal angka dukungan, tetapi juga soal bagaimana bangsa ini memandang sejarah dengan jujur dan utuh.
Baca Juga: Cerita Hasan Nasbi Pernah Nikmati Program Serupa MBG di Era Soeharto
Sebagai informasi, Survei Kedai Kopi dilakukan pada 5-7 November 2025 dengan metode Computerized Assisted Self Interview (CASI).
Jumlah responden mencapai 1.231 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rentang usia 17 hingga 60 tahun.
Artikel Terkait
Kecelakaan Beruntun di Banyumanik Semarang: 3 Mobil Terguling
Terlibat Skandal Mutasi Jabatan, Sugiri Sancoko Ditangkap KPK
Tanpa Hilirisasi, Jambi Tetap 'Jadi Penonton' di Arena Ekonomi
Tak Hanya Bupati Ponorogo, KPK Juga Tangkap Sekda hingga Dirut RSUD
Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti
Temuan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta Diduga Dibawa Siswa yang Kerap Dibully
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia
69.000 Korban Tewas Dalam Perang, Luka Gaza Tak Hanya Darah
Mensos Sebut Korban Ledakan SMAN 72 Masih Trauma
Disdik DKI Terbitkan Surat Edaran Antisipasi Keamanan Sekolah Pascaledakan SMAN 72