GEMA LANTANG, JAKARTA -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan permintaan maaf kepada para kepala daerah terkait polemik soal simpanan dana pemerintah daerah (pemda) di perbankan.
Hal itu disampaikan Purbaya dalam rapat kerja bersama Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat pada Senin, 3 November 2025.
Purbaya menjelaskan, pernyataannya tentang dana daerah yang mengendap di bank bukan dimaksudkan untuk menyerang atau menyudutkan pemerintah daerah.
Menurutnya, ia justru ingin mendorong agar dana tersebut segera digunakan demi mempercepat perputaran ekonomi nasional.
“Saya bukannya sentimen sama daerah, justru ingin mereka belanjakan lebih cepat,” ujar Purbaya dalam rapat kerja bersama DPD.
“Supaya ekonominya jalan, sinkron dengan kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pusat. Jadi, kalau ada yang tersinggung, saya mohon maaf,” imbuhnya.
Baca Juga: Ratusan Warga Tolak Aktivitas Tambang Emas Milik PT BSI
Percepatan Serapan Anggaran Daerah
Purbaya menekankan, percepatan realisasi anggaran di daerah penting dilakukan agar manfaat fiskal dapat langsung dirasakan masyarakat.
Namun, Menteri Keuangan itu juga mengingatkan agar proses penyerapan dana dilakukan secara akuntabel dan tidak diselewengkan.
“Tapi kerja yang bener lah. Habisin tuh duit. Jadi, hanya itu yang seharusnya ada di kepala kita semua di sini, kita memanfaatkan, memaksimalkan uang yang ada,” tegas Purbaya.
Safari ke Kementerian dan Lembaga Pusat
Selain kepada pemerintah daerah, Purbaya juga mengingatkan kementerian dan lembaga (K/L) agar mempercepat penyerapan anggaran masing-masing.
Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mengaku sering melakukan kunjungan ke berbagai instansi pusat untuk memastikan pelaksanaan anggaran berjalan efektif.
“Saya safari ke satu kementerian ke kementerian lain, yang disebut sama orang lain akhirnya intervensi kebijakan kementerian lain,” tutur Purbaya.
Artikel Terkait
Prabowo Tambah Fungsi TNI Jadi Kekuatan Tanggap Bencana
Posisi Gibran Tak Jadi Jaminan, Pengamat Nilai Elektabilitas Jokowi Tergerus
Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Mundur Buntut Insiden Suara Bocor
Ratusan Warga Tolak Aktivitas Tambang Emas Milik PT BSI
Dana Rp100 Juta per RT, Gebrakan Maulana yang 'Diuji Sistem'
Kasus Korupsi Timah: Kejagung Segera Lelang Aset yang Telah Disita
KPK OTT di Riau: 10 Orang Diamankan Termasuk Penyelenggara Negara
AHY Singgung APBN Jadi Solusi Restrukturisasi Proyek Whoosh
Prabowo Dukung Kereta Khusus untuk Petani dan Pedagang
Tiba-Tiba Dipanggil Ke Istana, Begini Respons Ignasius Jonan