Permintaan gas elpiji juga meningkat seiring popularitas kapal udara yang digunakan untuk perjalanan antara Eropa dan Amerika Serikat.
Kapal udara generasi terbaru, seperti Zeppelin, menggunakan mesin berbahan bakar gas Blau—bahan bakar yang sangat mirip dengan butana, salah satu komponen utama gas elpiji.
Menggunakan bahan bakar gas dengan massa hampir sama dengan udara menjadi solusi praktis bagi kapal udara karena tidak mengubah berat keseluruhan pesawat seperti bahan bakar cair.
Sayangnya, era Zeppelin berakhir tiba-tiba pada tahun 1937 setelah tragedi meledaknya kapal udara Hindenburg yang menewaskan 36 orang.
Gas Elpiji untuk Memasak
Berbeda dengan kapal udara yang kehilangan popularitasnya, penggunaan gas elpiji justru semakin berkembang, terutama sebagai bahan bakar memasak.
Salah satu pelopor penting dalam sejarah penggunaan gas elpiji untuk memasak adalah Ernesto Igel di Brasil.
Pada saat itu, banyak tabung gas elpiji yang tersisa di lapangan terbang setelah era kapal udara berakhir.
Artikel Terkait
Perkuat Sinergitas Statistik Berkualitas, Diskominfo dan Bappeda Tanda Tangani Komitmen Bersama BPS Provinsi Jambi
Fadhil Arief Berkomiten Menjadikan Kabupaten Batanghari Lebih Sejahtera
Menyoal Program MBG yang Dilaksanakan Setiap Hari, Menkeu Sri Mulyani: Seperti Pesta Pernikahan Setiap Hari
4 Fakta Karier Politik Erdogan yang Kini Sambangi Indonesia, Begini Geliat sang Presiden Turki yang Tarik Simpati Warganya Sejak Tahun 1994
Beda Pernyataan dengan BMKG, Istana Bantah Pangkas Anggaran Mitigasi Bencana Hingga 50 Persen
Komunitas Besutan Pitriya CS Gembleng Peserta Didik Soal Pelayanan Publik