Bahkan, program CSR yang dilakukan secara terstruktur di wilayah-wilayah tersebut telah memberikan dampak nyata: pembangunan fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, pelatihan tenaga kerja lokal, serta rehabilitasi lingkungan yang efektif (World Bank, 2021).
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pelaku industry , dan masyarakat, industri batubara di Provinsi Jambi dapat dikelola secara bertanggung jawab sebagai penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kerangka kebijakan yang harmonis, menggabungkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan, harus menjadi fondasi utama agar manfaat dari kekayaan sumber daya ini tidak hanya menjadi catatan statistik, melainkan menjadi realitas kesejahteraan yang dirasakan masyarakat secara langsung.
Sudah saatnya kita bersama seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif, berbasis data dan fakta yang akurat.
Baca Juga: Menguak Konflik TUKS PT SAS: Hak Masyarakat Vs Kepentingan Ekonomi
Dengan pemahaman yang komprehensif terhadap dampak serta manfaat industri batu bara, diharapkan dapat terbangun kesadaran kolektif yang mendorong pengelolaan sumber daya alam ini secara bijak dan berkelanjutan.
Penolakan yang tidak diiringi dengan alternatif solusi yang realistis berpotensi menghambat pembangunan daerah dan mengurangi peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.
Dan pada titik inilah, kita perlu menyampaikan pesan yang lebih tegas: saatnya Jambi bangkit dan mengejar ketertinggalan dari daerah lain dengan mengelola potensi sumber daya batu bara secara visioner, terukur, dan berkeadilan.
Dunia saat ini masih memberikan ruang bagi batubara sebagai sumber energi, meski tren global bergerak menuju energi bersih. Tapi jendela kesempatan itu tidak akan terbuka selamanya.
Jika kita terlambat menata kebijakan dan infrastruktur, kita akan kehilangan momentum. Jangan sampai ketika kita baru bersiap, dunia sudah menutup pintunya.
Baca Juga: Audiensi Konflik PT SAS, Warga: Bapak Walikota Mantap
Inilah waktunya Jambi berhenti berjalan di tempat. Kita harus bertindak cepat, berpikir strategis, dan membangun kolaborasi lintas sektor. Karena ini bukan semata soal industri—ini tentang harga diri dan arah masa depan Jambi, tanah yang kita cintai bersama.
Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, negeri yang diberkahi sumber daya melimpah, namun ironisnya, sebagian besar masyarakatnya masih hidup jauh dari kemakmuran yang seharusnya mereka nikmati.
Sampai kapan kita biarkan kekayaan alam kita hanya lewat di depan mata. Saatnya Jambi bangkit, berdiri sejajar dengan daerah lain yang lebih dulu menata langkahnya. Kita masih punya waktu, tapi bukan hanya menunggu, inilah kesempatan agar Emas Hitam Tidak Hilang Dalam Kepungan.
Artikel Terkait
Kedewasaan Sahabat Alam Jambi Melihat Polemik TUKS PT SAS
TUKS PT SAS dan Intake PDAM: Antara Kekhawatiran Publik dan Komitmen Investasi
Narasi Sepihak: Menjaga Rasionalitas dan Kolaborasi Dalam Isu PT SAS
Dibalik Penolakan PT SAS, Ada yang Sengaja Memainkan Api?
Antara Narasi Krisis dan Rasionalitas Dalam Polemik TUKS PT SAS
PT SAS dan Masa Depan Jambi: Dialog Jangan Jadi Panggung Provokasi
Audiensi Konflik PT SAS, Warga: Bapak Walikota Mantap
Menguak Konflik TUKS PT SAS: Hak Masyarakat Vs Kepentingan Ekonomi
Dirut Tirta Mayang Buka Suara Soal Rumor Pencemaran Akibat Stockpile PT SAS
DPRD Provinsi Jambi Dinilai Bongkar Kesepakatan soal Penolakan Stockpile PT SAS