Minggu, 21 Desember 2025

Tanpa Jalan dan Pelabuhan Khusus, Emas Hitam jadi Beban

Photo Author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 13:42 WIB
Potret Martayadi Tajuddin, Seorang pengamat kebijakan publik, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan berkelanjutan. (Ist)
Potret Martayadi Tajuddin, Seorang pengamat kebijakan publik, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan berkelanjutan. (Ist)

Bahkan, program CSR yang dilakukan secara terstruktur di wilayah-wilayah tersebut telah memberikan dampak nyata: pembangunan fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, pelatihan tenaga kerja lokal, serta rehabilitasi lingkungan yang efektif (World Bank, 2021).

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pelaku industry , dan masyarakat, industri batubara di Provinsi Jambi dapat dikelola secara bertanggung jawab sebagai penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kerangka kebijakan yang harmonis, menggabungkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan, harus menjadi fondasi utama agar manfaat dari kekayaan sumber daya ini tidak hanya menjadi catatan statistik, melainkan menjadi realitas kesejahteraan yang dirasakan masyarakat secara langsung.

Sudah saatnya kita bersama seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif, berbasis data dan fakta yang akurat.

Baca Juga: ‎Menguak Konflik TUKS PT SAS: Hak Masyarakat Vs Kepentingan Ekonomi

Dengan pemahaman yang komprehensif terhadap dampak serta manfaat industri batu bara, diharapkan dapat terbangun kesadaran kolektif yang mendorong pengelolaan sumber daya alam ini secara bijak dan berkelanjutan.

Penolakan yang tidak diiringi dengan alternatif solusi yang realistis berpotensi menghambat pembangunan daerah dan mengurangi peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.

Dan pada titik inilah, kita perlu menyampaikan pesan yang lebih tegas: saatnya Jambi bangkit dan mengejar ketertinggalan dari daerah lain dengan mengelola potensi sumber daya batu bara secara visioner, terukur, dan berkeadilan.

Dunia saat ini masih memberikan ruang bagi batubara sebagai sumber energi, meski tren global bergerak menuju energi bersih. Tapi jendela kesempatan itu tidak akan terbuka selamanya.

Jika kita terlambat menata kebijakan dan infrastruktur, kita akan kehilangan momentum. Jangan sampai ketika kita baru bersiap, dunia sudah menutup pintunya.

Baca Juga: Audiensi Konflik PT SAS, Warga: Bapak Walikota Mantap

Inilah waktunya Jambi berhenti berjalan di tempat. Kita harus bertindak cepat, berpikir strategis, dan membangun kolaborasi lintas sektor. Karena ini bukan semata soal industri—ini tentang harga diri dan arah masa depan Jambi, tanah yang kita cintai bersama.

Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, negeri yang diberkahi sumber daya melimpah, namun ironisnya, sebagian besar masyarakatnya masih hidup jauh dari kemakmuran yang seharusnya mereka nikmati.

Sampai kapan kita biarkan kekayaan alam kita hanya lewat di depan mata. Saatnya Jambi bangkit, berdiri sejajar dengan daerah lain yang lebih dulu menata langkahnya. Kita masih punya waktu, tapi bukan hanya menunggu, inilah kesempatan agar Emas Hitam Tidak Hilang Dalam Kepungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Sumber: Martayadi Tajuddin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB
X