"Kita tidak ingin hal itu terulang. Justru karena itu, kita seharusnya mendukung investasi yang terbuka untuk diawasi, yang siap duduk bersama masyarakat, dan yang tunduk pada hukum dan prinsip pembangunan berkelanjutan" jelas Jefri.
Menurutnya, pembangunan dan lingkungan tidak harus bertentangan, artinya pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan tidak harus saling meniadakan.
"Keduanya bisa berjalan beriringan jika ada, regulasi yang tegas, partisipasi publik yang bermakna, dan pengawasan yang ketat" sebutnya.
Baca Juga: Polemik Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Pusat Buka Suara
Dukungan terhadap PT SAS ini adalah bentuk keyakinan bahwa model investasi baru, yang tidak arogan terhadap warga dan tidak abai terhadap ekologi masih mungkin diwujudkan di Jambi.
Sahabat Alam Jambi tidak menutup mata terhadap potensi kerusakan, tetapi juga tidak menutup hati terhadap potensi kesejahteraan bagi masyarakat.
"Jika investasi ini dikawal dengan benar, terbuka pada evaluasi publik, dan patuh pada prinsip-prinsip keberlanjutan, maka kita punya peluang untuk membangun tanpa merusak." katanya.
Baca Juga: 'Jeda Kemanusiaan', Truk-truk Bantuan Dilaporkan Bergerak Menuju Gaza
Sahabat Alam Jambi juga memahami bahwa banyak pihak menaruh curiga karena banyak pihak belum terbiasa melihat organisasi lingkungan mengambil posisi yang seimbang. Tetapi sikap netral bukan berarti netral terhadap ketidakadilan.
"Kami menolak eksploitasi, tetapi juga menolak anti-investasi yang tidak berbasis kajian. Kami ingin menjadi jembatan antara kebutuhan pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup" ungkap Jefri.
Tagline Sahabat Alam Jambi, 'Jaga Alam, Kawal Investasi, Lawan Perampasan', bukan sekadar slogan. Ini adalah panggilan moral dan tanggung jawab, sebagai bagian dari gerakan masyarakat sipil yang berpihak pada masa depan Jambi dan Indonesia.
Baca Juga: Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Gagal, Trump: Mereka Ingin Mati
"Perlu kedewasaan dalam melihat pembangunan. Kami tidak mengklaim kebenaran mutlak. Namun kita harus yakin, pembangunan yang baik tidak lahir dari penolakan membabi buta, tapi dari pengawalan yang cerdas dan partisipatif" sebutnya.
Dalam konteks ini, Sahabat Alam Jambi memilih jalan yang tidak populer untuk mengawal bukan menghakimi.
Artikel Terkait
Polisi Bongkar Kasus Penipuan Berkedok Iklan Murah di Facebook
Diduga Ada Kerugian Negara, Polisi Dalami Perkara Puskesmas Kebon IX
Viral Video Terbaring di RS, Ini Klarifikasi Lengkap KDM
Gema Plus Bakal Kawal Skandal Dugaan Dana BOK di Muaro Jambi ke Mabes Polri
Puluhan Warga Palestina Tewas di Serang Israel Saat Menunggu Truk Bantuan
Respons Anies soal Isu Bakal Gandeng Ahok di Pilpres 2029
Thailand Vs Kamboja, KBRI Bangkok Beri Himbauan Penting Untuk WNI
'Jeda Kemanusiaan', Truk-truk Bantuan Dilaporkan Bergerak Menuju Gaza
Polemik Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Pusat Buka Suara
Ruben Onsu Cerita ke Ivan Gunawan Momen Setelah Jadi Muslim