Minggu, 21 Desember 2025

‎Puluhan Negara Kecam Israel Lanjutkan Bangun Permukiman Ilegal

Photo Author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 14:30 WIB
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menghadiri konferensi pers yang mengumumkan rencananya untuk menyetujui lebih dari 3.000 unit perumahan di proyek permukiman E1 (Times Of Israel)
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menghadiri konferensi pers yang mengumumkan rencananya untuk menyetujui lebih dari 3.000 unit perumahan di proyek permukiman E1 (Times Of Israel)

‎GEMA LANTANG -- Israel secara resmi akan melanjutkan pembangunan permukiman di sebidang tanah seluas 12 kilometer persegi (4,6 mil persegi) di sebelah timur Yerusalem yang dikenal sebagai East 1 atau E1.

‎Pembangunan itu menuai kecaman dari banyak negara di dunia. Inggris, Australia, dan Jepang termasuk di antara 21 negara yang mengecam rencana Israel untuk membangun permukiman ilegal yang kontroversial di Tepi Barat.

Baca Juga: Kemenhub Bakal Hapus Jembatan Timbang, Ini Penggantinya

‎Pembangunan Israel itu, menurut mereka menjadikan solusi dua negara di masa depan bagi Palestina menjadi mustahil, dan sebagai pelanggaran hukum internasional.

‎"Kami mengutuk keputusan ini dan menyerukan pembatalannya segera dengan tegas," kata 21 negara dalam pernyataan bersama pada hari Kamis.

‎Pembangunan tersebut akan mencakup 3.400 rumah baru untuk pemukim Israel, akan memisahkan sebagian besar Tepi Barat yang diduduki dari Yerusalem Timur, Al Jazeera melaporkan.

Baca Juga: ‎Israel Akan Panggil 60.000 Prajurit Cadangan Tuk Merebut Kota Gaza

‎Kelompok 21 negara itu menegaskan rencana apa pun untuk solusi dua negara akan menjadi mustahil dengan membagi negara Palestina dan membatasi akses Palestina ke Yerusalem.

‎Kelompok ini mencakup Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, dan Swedia.

‎"Berisiko merusak keamanan dan memicu kekerasan serta ketidakstabilan lebih lanjut, yang akan semakin menjauhkan kita dari perdamaian” katanya. 

Baca Juga: Saham BBCA Tertekan, Pengamat: Degradasi Fundamental

‎Asal tahu saja, pada Minggu lalu, Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pemukiman seperti E1 akan membantu menghapus Palestina dari peta.

‎Bahkan ketika negara Palestina memperoleh pengakuan internasional yang semakin meningkat dari negara-negara anggota PBB.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB
X