GEMA LANTANG, JAKARTA – Tren penurunan harga saham BBCA dinilai menunjukkan tanda-tanda kelemahan struktural yang serius.
Pengamat pasar modal Fauzan Luthsa mengatakan BBCA tengah mengalami degradasi fundamental dan dihantam isu-isu negatif yang memicu kepanikan investor.
Baca Juga: Sasmito Hadinagoro Desak Pemerintah Hentikan Subsidi Rekap BCA dan Bongkar Skandal BLBI
“Lonjakan beban pajak dan beban provisi jadi perhatian lemahnya kinerja keuangan, saya melihat manajemen gagal mengantisipasi risiko di tengah ketatnya likuiditas sektor perbankan,” ujarnya, Kamis 21 Agustus 2025.
Menurutnya, valuasi -bank yang pernah terkait kasus BLBI ini- terbilang masih premium dengan PBV 4,8x.
Baca Juga: Utang BLBI BCA ke Negara: RI Tanggung Rugi Rp78 Triliun
Menurutnya sentimen negatif atas saham BCA saat ini terbilang berat, mulai dari wacana pengambilalihan 51% saham terkait kasus BLBI 1998 dan audit ulang bailout serta penerima manfaat obligasi rekap yang berasal dari APBN lebih dari dua dekade. Persepsi publik sudah terbentuk.
Tak heran jika isu-isu tersebut membuat panic selling dan berpotensi merontokkan IHSG yang didominasi saham-saham beraset jumbo.
Baca Juga: Begini Respon Istana usai Immanuel Ebenezer Terjerat OTT KPK
“Prediksi saya, jika isu-isu tersebut berlanjut dan resesi menghantam, harga berpotensi menembus Rp8.000 atau lebih rendah.”
Ia menyarankan investor untuk realistis di tengah tren penurunan yang berpotensi terus berlangsung.
Artikel Terkait
Gunakan Flatform Digital Membawa Petani Sawit Jambi Kian Cerdas
Harga Batubara GAR Tinggi 'Loyo', GAR Rendah 'Membara'
Kemenkeu Buka Suara Soal Penunjukan Marketplace Sebagai Pemungut PPh
Gawat! Harga Beras Medium di Tanjab Timur Warna Merah
IFG Catat Laba Asuransi Jiwa Tembus Rp5,3 Triliun di Kuartal 1 2025
Hindari 7 Poin Kesalahan Finansial Ini Agar Keuangan Meningkatkan
Investor Pemula Merapat, Ini Pengertian Reksa Dana dan Saham
Era Digital Mengubah Cara Orang Menabung Emas
BEI Incar 1.200 Perusahaan IPO pada 2029, Targetkan Valuasi Rp20 Ribu Triliun
IHSG Melemah usai Suku Bunga BI Turun, Saham Jumbo Ikut Terkoreksi