BUMD Air Minum yang telah menyandang kategori besar di Indonesia ini mengelola hajat hidup orang banyak, menyangkut layanan dasar dan kualitas hidup warga.
"Karena itu, Pansel tidak boleh berfokus pada kandidat yang nyaman secara politik, melainkan pada figur yang sanggup menjaga stabilitas operasional, memulihkan kinerja keuangan, dan mendorong reformasi tata kelola yang lebih transparan." ungkapnya.
Baca Juga: Menilik Pengganti yang Duduk di Kursi Kosong Milik NasDem
Menurut Ferzi, Pansel harus menyadari, kegagalan memilih direktur bukan hanya soal reputasi lembaga seleksi, tetapi beban fiskal dan sosial yang akan ditanggung masyarakat.
Yang jelas, kata Ferzi, jika Pansel Tirta Mayang benar-benar ingin belajar dari catatan kelam Siginjai Sakti, maka proses seleksi harus memperhatikan beberapa hal penting.
"Nasihat yang paling pokok adalah sederhana namun tegas, jauhkan proses seleksi dari kompromi politik, perkuat due diligence, dan uji kesiapan mental kandidat terhadap tekanan nyata." bebernya.
"Jangan biarkan BUMD kembali menjadi laboratorium percobaan bagi figur yang belum matang. Sebab, setiap kelalaian Pansel hari ini akan menjadi krisis layanan publik esok hari." pungkasnya.
Artikel Terkait
Dwike Riantara Terus Berjuang Membesarkan Tirta Mayang
Menilik Pengganti yang Duduk di Kursi Kosong Milik NasDem
Marsono Mundur dari Siginjai Sakti, Pansel Dinilai Gagal Total
Gus Yahya Menolak Turun dari Kursi Ketum PBNU
Begini Kata Mendikdasmen Soal Bahasa Portugis Masuk Kurikulum
Bahlil Diminta Prabowo Lakukan Penindakan Tambang Ilegal Tanpa Kompromi
Banjir dan Longsor di Sumatera Utara Putus Akses Sebagian Wilayah
Polisi Tangkap Pembuat Rekening Bodong di Bank Jateng
Wamenhub Bantah Isu Bandara Morowali Ilegal
Keluarga Ira Puspadewi Tak Sangka Prabowo akan Beri 'Hadiah' Itu