GEMA LANTANG, JAMBI -- Kabar mundurnya Direktur Utama PT Siginjai Sakti baru-baru ini dinilai bukan saja sebagai persoalan individu, justru proses seleksi yang mendapat kritikan tajam.
Komentar tajam yang dilayangkan oleh akademisi yang juga pengamat kebijakan publik, sosial dan ekonomi Dr. Noviardi Ferzi, ia menyebut proses seleksi tidak menangkap daya tahan manajerial.
"Ketika seorang direktur utama mundur bahkan sebelum tiga bulan menjabat, itu bukan semata persoalan individu, melainkan sinyal bahwa proses seleksi tidak menangkap 'daya tahan manajerial' dan integritas profesional yang mestinya menjadi fondasi utama BUMD." bebernya.
Baca Juga: Marsono Mundur dari Siginjai Sakti, Pansel Dinilai Gagal Total
Noviardi Ferzi melihat ada lubang yang terlalu lebar antara apa yang diuji Pansel dan apa yang dibutuhkan lapangan. Ia mengatakan bawah Pansel terpaku pada kerangka formalitas.
"Sementara realitas operasional menuntut lebih dari sekadar kelengkapan berkas dan kepiawaian presentasi." ungkapnya, Kamis, 27 November 2025.
Kekhawatiran terhadap Tirta Mayang
Dr. Ferzi juga menjawab kekhawatiran publik terhadap kredibilitas proses seleksi Direksi Perumdam Tirta Mayang, setelah apa yang terjadi di PT Siginjai Sakti.
"Dari pengalaman [Siginjai Sakti] itu, Pansel Tirta Mayang perlu menahan diri dari godaan menjadikan proses seleksi sebagai ritual administratif belaka." sebutnya.
Akademisi itu juga mengingatkan Panitia Seleksi (Pansel) Direksi Perumdam Tirta Mayang untuk berani memperluas instrumen penilaian.
Dan memperdalam verifikasi rekam jejak, dan yang sering dihindari, melakukan stress test kepemimpinan pada kandidat.
Baca Juga: Dwike Riantara Terus Berjuang Membesarkan Tirta Mayang
"Tanpa keberanian untuk menguji kandidat pada titik-titik rentan seperti kemampuan mengelola konflik, konsistensi etika, pemahaman industri, serta kapasitas meredam risiko hukum dan keuangan" ungkapnya
"Pansel hanya akan mengulang pola rekrutmen yang melahirkan direktur yang tampak kompeten di atas kertas tetapi rapuh ketika menghadapi tekanan riil." tambahnya.
BUMD seperti Perumdam Tirta Mayang membawa konsekuensi sosial yang jauh lebih luas dibanding perusahaan lain seperti PT Siginjai Sakti.
Artikel Terkait
Dwike Riantara Terus Berjuang Membesarkan Tirta Mayang
Menilik Pengganti yang Duduk di Kursi Kosong Milik NasDem
Marsono Mundur dari Siginjai Sakti, Pansel Dinilai Gagal Total
Gus Yahya Menolak Turun dari Kursi Ketum PBNU
Begini Kata Mendikdasmen Soal Bahasa Portugis Masuk Kurikulum
Bahlil Diminta Prabowo Lakukan Penindakan Tambang Ilegal Tanpa Kompromi
Banjir dan Longsor di Sumatera Utara Putus Akses Sebagian Wilayah
Polisi Tangkap Pembuat Rekening Bodong di Bank Jateng
Wamenhub Bantah Isu Bandara Morowali Ilegal
Keluarga Ira Puspadewi Tak Sangka Prabowo akan Beri 'Hadiah' Itu