Menurut Noviardi, pendekatan yang semata represif tidak akan menyelesaikan masalah. Penegakan hukum memang perlu dilakukan terhadap tindakan kriminal, tetapi langkah itu harus diimbangi dengan pendekatan sosial dan pendidikan karakter.
“Solusi atas geng motor bukan dengan menakut-nakuti publik, tetapi dengan memahami akar sosiologisnya. Kita perlu membangun kembali ekosistem sosial yang sehat—di mana anak muda punya tempat untuk berkreasi, berkompetisi, dan berprestasi tanpa harus mencari eksistensi lewat kekerasan,” tutup Noviardi Ferzi.
Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Lobi dan Jual-Beli Kuota Haji Tambahan
Dengan demikian, membandingkan geng motor lokal dengan Cosa Nostra atau organisasi kriminal lintas negara adalah bentuk penyederhanaan yang keliru.
Geng motor mungkin berbahaya karena tindak kekerasannya, tetapi belum tentu sistemik secara struktural maupun ideologis.
Solusinya bukan sekadar penindakan, melainkan pemulihan sosial yang menyentuh akar persoalan remaja di tengah perubahan zaman.
Artikel Terkait
Pasca LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel, Pengamat Ekonomi Minta RI Tak Anggap Remeh IHSG
Pengamat: Prabowo Pilih Teddy Bukan Sekadar Kedekatan
Saham BBCA Tertekan, Pengamat: Degradasi Fundamental
Pengamat Ekonomi Ingatkan Publik Tak Terjebak Angka Kemiskinan RI
Pengamat Sebut Istilah ‘BBM Oplosan’ Picu Masyarakat Pindah SPBU Swasta
Menkeu Purbaya Kaget Tahu Tarif Cukai Rokok, Pengamat: Itu Gaya
Pengamat 'Kuliti' Kebijakan Walikota Maulana soal 7 SPBU
Pengamat Soroti Kinerja Maulana yang Berusaha Tekan Angka Pengangguran
Maulana Berlakukan Jam Malam Anak, Pengamat: Arah Moral
Skandal BBM Murah: Pengamat Nilai Negara Bisa Tagih Kelebihan Selisih Harga