opini

‎Wajah Gelap Tambang Jambi: Ketika Negara Kalah di Koto Boyo

Senin, 20 Oktober 2025 | 19:23 WIB
Foto Ilustrasi - aktifitas di pertambangan batubara. (Gema Lantang/Ilustrasi)

‎Fenomena ini menunjukkan bahwa mafia batubara bukan sekadar pelanggaran izin, melainkan struktur ekonomi gelap yang hidup dari lemahnya tata kelola.

‎Mereka bekerja dengan disiplin yang rapi — memiliki koordinator lapangan, penghubung ke pejabat daerah, hingga jaringan logistik yang memanfaatkan celah hukum dan kekosongan pengawasan.

‎Kini publik menunggu keseriusan pemerintah dan penegak hukum. Pemberantasan mafia batubara bukan hanya soal menutup lubang tambang ilegal, tapi juga menutup lubang kebijakan yang selama ini memberi ruang bagi korupsi berjamaah di sektor sumber daya alam.

Baca Juga: Prabowo: Terus Kejar Koruptor, Jangan Takut, Jangan Malas!

‎Tanpa itu, Koto Boyo hanya akan menjadi satu dari banyak kisah di Jambi — tentang bagaimana tanah kaya bisa dijarah sedikit demi sedikit, sementara rakyatnya hanya mendapat sisa debu dari batu hitam yang tak pernah habis diekspor keluar daerah.

Halaman:

Tags

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB