Senin, 22 Desember 2025

PSI Bersama Mahasiswa: Dukung Gerakan Demokrasi, Tolak Anarkisme dan Vandalisme

Photo Author
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:43 WIB
Muhammad Rayhan Mahendra, Gen Z Simpatisan PSI (Ist)
Muhammad Rayhan Mahendra, Gen Z Simpatisan PSI (Ist)

Aksi tanpa arah hanya akan menjadi senjata bagi kekuasaan untuk menstigma gerakan sipil dan menjustifikasi tindakan represif. Inilah jebakan yang harus dihindari.

Baca Juga: IHSG Anjlok Hampir 2 Persen, Analis Sebut Aksi Unjuk Rasa Jadi Pemicu

Pesan untuk Aparat dan Wakil Rakyat

PSI juga mengingatkan, bahwa tanggung jawab atas situasi ini tidak hanya di tangan demonstran. Aparat keamanan dan para wakil rakyat di DPRD Provinsi Jambi harus mengambil peran sebagai penengah, bukan pengendali.

Aparat jangan mudah terpancing. Gunakan pendekatan persuasif dan humanis, bukan kekerasan yang brutal.

Insiden kekerasan terhadap rakyat, termasuk peristiwa rantis menabrak pengemudi ojek online di tempat lain, menjadi pelajaran penting bahwa negara bisa kehilangan simpati bila kekuasaan digunakan secara kasar.

Baca Juga: Kapolri Minta Maaf pada Keluarga Ojol yang Dilindas Rantis Brimob

Kepada para anggota dewan, dengarkan rakyatmu. Jangan terjebak dalam zona nyaman kekuasaan. Tugas kalian bukan hanya melayani elite, tapi menjadi corong harapan masyarakat Jambi.

Menjaga Nyala Demokrasi

Dalam aksi ini, mahasiswa bukan hanya sedang melawan ketimpangan, tapi sedang menyalakan kembali semangat demokrasi yang mulai redup. PSI menyambut ini sebagai sinyal positif bahwa masih ada generasi muda yang peduli pada masa depan bangsa.

Namun, perjuangan yang besar membutuhkan arah. Dan arah itu harus dijaga tetap dalam jalur damai, rasional, dan bermartabat.

Baca Juga: Viral! Driver Ojol Tewas Diduga Tertabrak Mobil Brimob

Karena itu, PSI mengajak semua pihak—mahasiswa, aparat, tokoh masyarakat, hingga elite politik—untuk menjaga aksi ini tetap dalam rel konstitusional. Bukan hanya demi ketertiban, tapi demi keadaban demokrasi yang kita bangun bersama.

Aksi mahasiswa Jambi hari ini adalah ujian: bukan hanya bagi mereka yang turun ke jalan, tetapi bagi kita semua sebagai bangsa. Akankah kita mendengar? Atau kembali menutup telinga?

Sebagai simpatisan PSI, saya percaya bahwa jalan perubahan itu masih terbuka. Tapi perubahan hanya bisa lahir jika kita menjaga demokrasi tetap hidup—bukan dengan kekerasan, tapi dengan solidaritas dan keberanian yang beradab.

Baca Juga: ‎Jefri Pardede Tepis Hoak yang Menyasar Maulana

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Sumber: Muhammad Rayhan Mahendra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penghambat Investasi, Modus Dukungan Menjadi Transaksi

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:43 WIB

Ketika Kaum Proletar Membela Kapitalis

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:52 WIB

Kontribusi Batubara Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jambi Kecil

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:18 WIB

Eksistensi TUKS dan Regulasi Mengatur Tentang PNBP

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:41 WIB

Golkar dan Tantangan Regenerasi Politik di Era Digital

Senin, 22 September 2025 | 15:25 WIB

Solidaritas yang Dikhianati, Kemarahan yang Meledak

Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:32 WIB
X