Minggu, 21 Desember 2025

Soroti 'Purbaya Everywhere', Ekonom Minta Publik Jangan Terlena

Photo Author
- Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:02 WIB
Menyoroti pernyataan pakar ekonomi, Prof. Ferry Latuhihin terkait gaya koboi Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa. (Instagram.com / @purbayayudhi_official - @akbarfaizal_uncensored)
Menyoroti pernyataan pakar ekonomi, Prof. Ferry Latuhihin terkait gaya koboi Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa. (Instagram.com / @purbayayudhi_official - @akbarfaizal_uncensored)

GEMA LANTANG -- Sebagian publik tengah ramai menyoroti Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa yang perhatian publik di media sosial (medsos) dengan gaya komunikasinya yang khas, atau kerap disebut dengan gaya koboi. 

Di sisi lain, muncul fenomena “Purbaya Everywhere” di media sosial, yakni saat warganet memperbincangkan gaya komunikasi dan citra baru sang Menkeu. 

Meski begitu, bagi sebagian kalangan publik, sorotan ini justru mengalihkan perhatian publik dari substansi kebijakan yang dijalankan.

Baca Juga: Muncul dengan Gaya Koboi, Pengamat Sebut Purbaya Sosok Fenomenal

Sindiran dari Pakar Ekonomi: Purbaya Everywhere

Pengamat Ekonomi sekaligus Analis Pasar Modal, Prof. Ferry Latuhihin menilai masyarakat Indonesia kerap terlena dengan gaya populis pejabat publik.

Ferry menyebut target pertumbuhan ekonomi 8 persen masih jauh dari realistis bila pemerintah terus bergantung pada belanja negara tanpa memperluas ruang bagi sektor swasta.

“Saya katakan negara ini terlalu dominan menyetir ekonomi," ujar Ferry dalam siniar YouTube Rakyat Bersuara, pada Rabu, 29 Oktober 2025.

"Kita harus memberikan space yang lebih besar kepada swasta untuk beraktivitas ekonomi, karena swasta yang lebih tahu," tambahnya.

Baca Juga: Ada Perbaikan Ekonomi: Ibaratkan Luka dari Jokowi Disembuhkan Prabowo

Ferry Latuhihin Soroti Suntikan Bansos

Ferry menilai, kebijakan pemerintah yang mengandalkan pajak tinggi dan redistribusi melalui bansos bukan cara organik untuk mendorong ekonomi tumbuh berkelanjutan. 

“Ketika penerimaan negara gemuk, barulah pemerintah suntik dana langsung ke masyarakat. Tapi itu bukan langkah yang struktural,” tegasnya.

Ekonom itu menambahkan, aktivitas ekonomi di sektor swasta belum bergerak signifikan karena ruang konsumsi publik masih terbatas. 

Dampaknya, penyerapan tenaga kerja rendah dan masyarakat sulit meningkatkan pendapatan.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

D’Raja Law Firm, Mitra Hukum Terpercaya di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:16 WIB

Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:55 WIB

Pengamat Sebut Temuan Ombudsman RI Bukan Putusan Hukum

Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:57 WIB

Tanfidziyah Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen PBNU

Sabtu, 29 November 2025 | 08:37 WIB
X