Penelitian lain di Tanjung Enim juga menunjukkan adanya paparan radioaktivitas alami di area tambang yang dapat meningkatkan risiko kesehatan masyarakat sekitar.
Dengan sederet fakta tersebut, PTBA tampak terjebak dalam kontradiksi. Di satu sisi, perusahaan menampilkan wajah hijau melalui reklamasi dan PLTS kecil-kecilan.
Baca Juga: Mendes Yandri Ungkap 2 Desa di Dilelang karena Kredit Macet
Di sisi lain, bisnis utamanya tetap batu bara, komoditas yang semakin ditinggalkan pasar global dan menimbulkan beban lingkungan maupun sosial.
Tanpa langkah nyata mengurangi produksi dan mengelola emisi metana, PTBA berisiko hanya dipandang sebagai perusahaan yang melabur arang dengan cat hijau.(***)
Artikel Terkait
Janji Hijau PLN: Berlari di Dokumen, Tertatih di Realita
8 Tuntutan Serikat Petani Indonesia dalam Aksi Hari Tani Nasional
Rocky Gerung Beberkan Rahasia soal Mahfud MD
Korupsi Kuota Haji 2024: Keterangan Biro Perjalanan Mulai Diburu KPK
Presiden Kirim Menteri Bahas 'Nasib BUMN' ke DPR
Pidato Prabowo Buat Titiek Soeharto Terharu dan Cak Imin Kagum
Kemenpar Dukung Revalidasi Status Global Geopark Maros-Pangkep oleh UNESCO
Mendes Yandri Ungkap 2 Desa di Dilelang karena Kredit Macet
Pengamat Sebut Istilah ‘BBM Oplosan’ Picu Masyarakat Pindah SPBU Swasta
Menilik Peran Mahfud MD di Komite Reformasi Polri Bentukan Prabowo