“Asalkan kita semua menginginkan industri penerbangan yang berkembang dan berkelanjutan, pada suatu titik tidak akan ada cukup biomassa dan Anda harus beralih ke eSAF,” kata Barrett dikutip Politico, Rabu (07/08/2024).
Itulah sebabnya Inggris kini berfokus pada teknologi generasi kedua dan ketiga seperti eSAF. Akan tetapi, produksi eSAF dinilai bukanlah penggunaan energi terbarukan yang bijaksana menurut Politico.
Baca Juga: Buah Nanas Dari India Dan Indonesia Akan Hadapi Biosekuriti Australia
Kepala penasihat ilmiah dan teknis di Badan Penerbangan Federal AS, Anna Oldani mencatat bahwa mengganti listrik terbarukan untuk membuat bahan bakar cair rendah karbon, dibandingkan hanya menggunakan listrik terbarukan tersebut untuk mendekarbonisasi jaringan listrik, akan menimbulkan hukuman berat dalam hal keberlanjutan.
“Anda akan memperoleh manfaat pengurangan karbon tiga kali lipat jika Anda benar-benar melakukan dekarbonisasi jaringan listrik, dan menggunakan [energi terbarukan] sebagai listrik, daripada mengalihkannya untuk menciptakan bahan bakar cair yang kemudian dibakar,” katanya di Farnborough.
Baca Juga: AS Khawatir Israel Hancur Jika Diserang Iran
Oldani menambahkan, bagaimanapun, bahwa SAF yang diproduksi dari energi terbarukan dapat menjadi solusi di negara-negara yang memiliki kelebihan listrik terbarukan.
Artikel Terkait
Dua Skenario Muncul, IRGC Klaim Ini Penyebab Terbunuhnya Haniyeh
Banyak Negara Dan Maskapai Penerbangan Tinggalkan Beirut
Hamas Akan Menunjuk Pengganti Ismail Haniyeh
Semua Pihak Menunggu Respon Hizbullah Dan Iran
PM Sheikh Hasina Mundur Hingga Tinggalkan Bangladesh
AS Khawatir Israel Hancur Jika Diserang Iran
Kamala Harris Raih Tiket Untuk Maju Di Pilpres AS
Buah Nanas Dari India Dan Indonesia Akan Hadapi Biosekuriti Australia
Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Hamas Gantikan Ismail Haniyeh
Situasi Beirut Semakin Rumit, Lebanon Lakukan Pertemuan Rahasia