Minggu, 21 Desember 2025

Pengamat: Pelabuhan Peti Kemas Bisa Jadi Ilusi Pertumbuhan Ekonomi

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 12:29 WIB
Ilustrasi Pelabuhan Peti Kemas. (Gema Lantang/Ilustrasi)
Ilustrasi Pelabuhan Peti Kemas. (Gema Lantang/Ilustrasi)

‎Yang jelas, kata Dr. Ferzi, risiko ini kontras dengan narasi populer yang mengklaim bahwa pelabuhan adalah lokomotif PAD.

‎Ekonom ternama di Jambi itu juga menjelaskan bahwa secara teori fiskal daerah, Fan, Lin & Treisman (2023, Journal of Public Economics) menyebut bahwa infrastruktur besar justru bisa menciptakan risiko fiskal baru.

‎Terutama ketika revenue yang dijanjikan sifatnya ekspektasi jangka menengah-panjang, sementara cost muncul di tahun berjalan, pembiayaan jalan penunjang, normalisasi sungai, kompensasi sosial, hingga pemeliharaan.

Baca Juga: Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

‎"Artinya, tidak ada jaminan bahwa pelabuhan otomatis menguntungkan APBD. Banyak pelabuhan regional di Asia Tenggara justru mengalami under-utilization dalam 5-8 tahun pertama (Kim & Cho, 2021, Transport Policy) karena kapasitas industri hulu tidak pernah naik kelas." ungkapnya.

‎Di Jambi, Dr. Noviardi Ferzi menilai problem paling utama bahkan sudah diakui sendiri, yang mana konektivitas belum siap.

‎"Jalan ke sentra produksi belum terintegrasi, sungai Batanghari masih berkubang sedimentasi, dan hilirisasi komoditas belum berdiri." bebernya.

Baca Juga: Penjualan Baju Bekas Thrifting Segera Dilarang

‎"Pelabuhan tidak berdiri di ruang kosong. Pelabuhan hanyalah simpul. Tanpa jaringan di hulu, ia mandul. Tanpa industri di hilir, ia hampa." tambahnya.

‎Ia juga menggambarkan bahwa anggapan soal membangun pelabuhan dulu, baru berharap ekonomi bergerak kemudian, adalah urutan yang terbalik secara ilmiah.

‎Doktrin ekonomi pembangunan terbaru (Chang, 2024, Cambridge Journal of Economics) justru menekankan bahwa sebelum infrastruktur besar dibangun, maka kapasitas produksi lokal harus dipersiapkan.

Baca Juga: Tanpa Jalan dan Pelabuhan Khusus, Emas Hitam jadi Beban

‎Ini meliputi berbagai aspek termasuk kualitas SDM, industri pengolahan, kapasitas UMKM eksportir, dan integrasi rantai nilai.

‎"Tanpa itu, Pelabuhan Muaro Jambi hanya menjadi monumen pertumbuhan yang tertunda." pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Purbaya Singgung Landasan Ekonomi Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 16:04 WIB

‎Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah

Sabtu, 8 November 2025 | 10:35 WIB

Respons Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen

Kamis, 6 November 2025 | 11:47 WIB

Purbaya Curhat Balpres Pakaian Bekas Bikin Rugi

Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:12 WIB

Trik Jitu Menkeu Purbaya untuk Pemimpin Daerah

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:57 WIB
X