Senin, 22 Desember 2025

Dorong Revisi RTRW, Jefri Ingatkan Pentingnya Kepastian Investasi

Photo Author
- Jumat, 28 November 2025 | 13:44 WIB
Ketua Sahabat Alam Jambi, Jefri Bintara Pardede (Ist)
Ketua Sahabat Alam Jambi, Jefri Bintara Pardede (Ist)

‎GEMA LANTANG, JAMBI -- Polemik Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS) di Aur Kenali, Kota Jambi kembali ditanggapi Ketua Perkumpulan Sahabat Alam Jambi, Jefri Bintara Pardede.

‎Dalam keterangan resminya, Jefri menyampaikan bahwa kisruh persoalan TUKS PT SAS itu muncul karena ada yang menebar disinformasi menjurus kepada hoax dari pihak yang memang menginginkan investasi besar itu terhambat.

‎Untuk itu, kata Jefri, diperlukan pendekatan rasional, berbasis data guna menghindari hoaks yang memperkeruh isu.

‎“Perlu kita pahami, TUKS PT SAS berada di zona khusus dengan perizinan yang diterbitkan sejak 2015 melalui kajian lintas lembaga pemerintah pusat. Ini izin sah dan matang secara hukum,” kata Jefri, Jum'at, 28 November 2025.

Baca Juga: Pemerintah Kerahkan Bantuan Besar untuk Tanggapi Bencana di Sumatera

‎Ketua Sahabat Alam Jambi juga menambahkan bahwa izin PT SAS lebih dulu ada dibanding RTRW Kota Jambi terbaru tahun 2024, seharusnya revisi tata ruang dapat mengakomodasi keberadaan TUKS.

‎Jefri mendorong Pemerintah Kota Jambi untuk bersikap proaktif. “Saya mengajak Pemkot Jambi segera melakukan revisi terbatas RTRW agar keberadaan TUKS PT SAS bisa diakomodasi. Dengan langkah ini, investasi yang sah tetap berjalan, lingkungan aman, dan ekonomi lokal terdorong.”

‎Jefri juga menegaskan pentingnya menghindari informasi menyesatkan, ia menilai semua pihak seharusnya melihat persoalan ini secara jernih dan terbuka.

‎“Jangan sampai hoaks dan narasi berlebihan memutar konteks fakta. Keputusan harus berbasis data, bukan emosi.” sebutnya.

Baca Juga: ‎Menilik Peran Gerakan Pangan Murah di Tengah Lonjakan Harga

‎Menurut Jefri, investasi yang dikelola dengan profesional dan ramah lingkungan dapat memberi manfaat signifikan bagi daerah.

‎“Kita tidak menolak industri, yang harus ditolak adalah pengelolaan yang kotor. Dengan teknologi modern, green belt, sistem pemantauan lingkungan berbasis sensor, dan mitigasi ketat, semua pihak bisa aman. Lingkungan terjaga, ekonomi bergerak, masyarakat sejahtera.” imbuhnya.

‎“Kita satu rumah bernama Jambi. Mari duduk bersama, menilai data, mendengar ahli, dan mengambil keputusan berdasarkan rasionalitas." pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi

Rabu, 10 Desember 2025 | 16:40 WIB
X