Ketika manfaat ekonomi lebih banyak dinikmati oleh korporasi besar dan tidak terdistribusi secara luas ke masyarakat lokal, maka dampak bersih terhadap kesejahteraan justru menjadi dipertanyakan.
Lebih strategis lagi, ketergantungan pada batu bara mengunci ekonomi Jambi pada pola pertumbuhan berbasis sumber daya alam mentah yang rapuh.
Tren global menunjukkan tekanan terhadap permintaan batu bara seiring transisi energi dan kebijakan dekarbonisasi di berbagai negara.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Industri Militer Ukraina
Dalam konteks ini, investasi besar pada infrastruktur yang sangat spesifik berisiko menjadi aset yang kurang relevan dalam jangka menengah hingga panjang, sementara peluang penguatan sektor-sektor produktif lain seperti pertanian bernilai tambah, industri pengolahan, dan jasa justru terabaikan.
Dengan demikian, data dan fakta menunjukkan bahwa investasi jalan khusus batu bara bukanlah jaminan peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi.
Pertumbuhan yang terjadi selama ini lebih ditopang sektor non-tambang, sementara batu bara menunjukkan tren menurun dan kontribusi yang terbatas.
Baca Juga: Wali Kota Maulana Serahkan Bantuan Warga Jambi ke Sumatera Barat
Tanpa diversifikasi ekonomi dan analisis biaya-manfaat yang komprehensif, proyek semacam ini berpotensi lebih menguntungkan segelintir pihak dibandingkan menjadi lokomotif kesejahteraan masyarakat Jambi secara luas.