GEMA LANTANG, JAKARTA -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap potensi nilai ekonomi besar di balik program tersebut.
Zulhas menilai, program ini bukan sekadar intervensi gizi, melainkan peluang besar bagi ekonomi nasional jika seluruh bahan pangan disuplai dari dalam negeri.
Dalam acara Indonesia Fintech Summit 2025 di Jakarta, pada Sabtu, 1 Oktober 2025, Zulhas menyebut potensi nilai tambah MBG bisa mencapai Rp86,35 triliun per tahun.
Angka itu, menurutnya dapat dihitung berdasarkan kebutuhan pangan untuk jutaan anak dan ibu hamil penerima manfaat.
Baca Juga: Cerita Hasan Nasbi Pernah Nikmati Program Serupa MBG di Era Soeharto
“Perlu potongan ayam 82,9 juta, potongan ikan, sayur, dan buah. Bayangkan dampak ikutannya,” kata Zulhas.
Ia menegaskan, rantai pasok yang melibatkan petani dan pelaku usaha lokal akan membuka lapangan kerja sekaligus menumbuhkan ekonomi rakyat.
Di sisi lain, Zulhas menuturkan MBG sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
“Program ini akan menimbulkan dampak ikutan ekonomi kerakyatan yang luar biasa,” ujarnya.
Zulhas menilai gizi yang baik akan meningkatkan kemampuan berpikir generasi muda dan memperkuat daya saing manusia Indonesia.
Baca Juga: Dana Pemda Selisih Rp18 Triliun di Kemendagri dan BI
Berkaca dari hal itu, terdapat paparan nilai ekonomi RI yang mengiringi perjalanan Program MBG.
Rincian Nilai Ekonomi MBG dan Tantangan Pasokan
Dalam paparannya, Zulhas menjabarkan rincian nilai ekonomi MBG.