Senin, 22 Desember 2025

Begini Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas Ekstrem Melanda

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:11 WIB
Menyoroti analisis BMKG terkait cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah kota di Indonesia dalam sepekan terakhir. (Unsplash.com/JorgeVasconez)
Menyoroti analisis BMKG terkait cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah kota di Indonesia dalam sepekan terakhir. (Unsplash.com/JorgeVasconez)

“Pada periode pancaroba ini, hujan umumnya terjadi pada sore hingga malam hari, yang didahului cuaca hangat dan terik di pagi hingga siang hari,” jelas BMKG. 

BMKG juga mencatat curah hujan tinggi di beberapa daerah seperti Ternate, Manado, dan Poso dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Kilas Balik Menu MBG Viral dari yang Mewah hingga Minimalis

Selain faktor cuaca lokal, BMKG menilai dinamika atmosfer global turut berperan. 

"Nilai Dipole Mode Index yang negatif memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia, sementara gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator menambah labilitas atmosfer yang meningkatkan potensi hujan ekstrem," demikian penjelasan BMKG.

Potensi Karhutla dan Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Meski hujan mulai meningkat, BMKG juga sempat sempat mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai. 

BMKG melaporkan, berdasarkan pantauan pada 8 Oktober 2025, terdapat titik panas di Kalimantan bagian tengah dan selatan, Nusa Tenggara, Jawa, serta Maluku.

“Kondisi ini menunjukkan potensi kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai, khususnya di wilayah dengan lahan kering dan vegetasi yang mudah terbakar,” tulis BMKG. 

BMKG mengimbau, masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran terbuka dan memastikan saluran air tetap bersih sebagai langkah antisipasi.

Baca Juga: Fakta-Fakta Hilangnya Kapal Ambulans Laut Pemprov Sulsel

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Dalam sepekan mendatang, BMKG memprediksi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan. 

Aktivitas atmosfer global, regional, dan lokal akan saling berinteraksi, memicu hujan sedang hingga sangat lebat di beberapa wilayah Indonesia.

“Nilai Dipole Mode Index yang negatif berperan dalam meningkatkan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian barat,” ungkap BMKG dalam laporan tersebut. 

Sementara aktivitas gelombang Rossby dan Kelvin juga terpantau aktif di Sumatera, Kalimantan, hingga Maluku Utara.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

D’Raja Law Firm, Mitra Hukum Terpercaya di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:16 WIB

Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:55 WIB

Pengamat Sebut Temuan Ombudsman RI Bukan Putusan Hukum

Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:57 WIB

Tanfidziyah Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen PBNU

Sabtu, 29 November 2025 | 08:37 WIB
X