GEMALANTANG.COM, JAKARTA -- Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap wacana perubahan status mitra pengemudi ojek daring menjadi karyawan tetap.
Menurutnya, kebijakan tersebut justru berpotensi merugikan para mitra, bahkan berdampak pada keberlangsungan UMKM yang bergantung pada layanan pengantaran digital.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Selatan, Jumat 13 Juni 2025, Neneng menyebut bahwa perusahaan tidak akan mampu menyerap seluruh mitra untuk dijadikan karyawan.
Baca Juga: Iran dan Israel Saling Adu Rudal, Khamenei: Mereka Memulai Perang
Hal ini terkait beban tambahan berupa hak-hak karyawan seperti gaji bulanan, cuti, jaminan pensiun, hingga perlindungan sosial.
"Kalau di Indonesia hanya 17 persen yang bisa diserap, yang lain mau ke mana? Bagaimana mereka mendapatkan income?" ucap Neneng dikutip Sabtu 14 Juni 2025.
Ia merujuk pada kasus di Spanyol tahun 2021 ketika pemerintah menerapkan Riders’ Law yang mewajibkan kurir daring menjadi pegawai tetap.
Baca Juga: Begini Kata Jokowi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat
Hasilnya, salah satu perusahaan hanya mampu mengangkat sekitar 17 persen mitra pengemudi menjadi karyawan, sementara sisanya kehilangan pendapatan.
Lebih jauh, Neneng membeberkan bahwa sistem kemitraan justru memberi keleluasaan bagi mitra dalam menentukan jam kerja dan model penghasilan.
Sementara jika diangkat sebagai karyawan, mitra harus tunduk pada sistem yang lebih ketat.
Baca Juga: Iran Langsung Kibarkan Bendera Merah Usai Diserang Israel
"Begitu dia di-PHK, panik cari kerja. Kecuali memang banyak sekali lapangan pekerjaan tersedia," ujarnya.
Artikel Terkait
Telpon Prabowo, Trump Tanyakan Kabar Indonesia
Pasca Gempuran Israel, KBRI Teheran Minta WNI Waspada
Pemilihan Ketum PSI, Jokowi: Ada Dukungan Tapi Belum Cukup
Kejagung Ungkap Peran Konsultan Eks Stafsus Nadiem Makarim
Iran Langsung Kibarkan Bendera Merah Usai Diserang Israel
Viral! Kader PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi
Respon Jokowi Soal Kapal Tongkang JKW Mahakam dan Dewi Iriana
China dan Pakistan 'Ngamuk' Setelah Israel Serang Wilayah Iran
Begini Kata Jokowi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat
Iran dan Israel Saling Adu Rudal, Khamenei: Mereka Memulai Perang