Namun, Muhammed Shehada, seorang analis di Euro-Med Human Rights Monitor, mengatakan tidak ada bukti sama sekali bahwa al-Sharif terlibat dalam permusuhan apa pun.
“Seluruh rutinitas hariannya adalah berdiri di depan kamera dari pagi hingga malam,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Al Jazeera menuding otoritas Israel memalsukan bukti untuk menghubungkan stafnya dengan Hamas, baru-baru ini mengecam militer Israel karena melancarkan kampanye hasutan terhadap reporternya di Jalur Gaza, termasuk al-Sharif.
Asal tahu saja. Militer Israel telah menewaskan lebih dari 200 wartawan dan pekerja media sejak pemboman dimulai, termasuk beberapa jurnalis Al Jazeera dan kerabat mereka.
Artikel Terkait
Rusia Murka Kendaraan Diplomatiknya Diserang Pemukim Israel
Trump Akan Kenakan Tarif 50 Persen Terhadap Barang-barang India
Benjamin Netanyahu: Israel Bermaksud Menguasai Gaza
Indonesia dan Para Pemimpin Dunia Geram Israel Ingin Kuasai Gaza
Jepang Desak AS Turunkan Tarif Impor Mobil dan Suku Cadang
Semangat Kemerdekaan RI ke-80 Sambut Prabowo di Singapura
Moskow Peringatkan Pihak Yang Mencoba Ganggu Pertemuan Trump dan Putin
Dampak Tarif Trump Bikin Ekspor Emas Batangan ke AS Terhenti
Heboh! Inovasi Rasa Es Krim Unik dari Lavender hingga Ikan Teri
Keras! Oposisi Israel Sebut Netanyahu Berbohong Kepada Rakyat