Minggu, 21 Desember 2025

Dampak Tarif Trump Bikin Ekspor Emas Batangan ke AS Terhenti

Photo Author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 18:55 WIB
Ilustrasi sektor produksi emas batangan dalam industri logam mulia global. (Unsplash.com/ScottdaleMint)
Ilustrasi sektor produksi emas batangan dalam industri logam mulia global. (Unsplash.com/ScottdaleMint)

GEMA LANTANG, AS -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali menuai sorotan usai kebijakannya yang mengenakan tarif impor sebesar 39 persen untuk sektor emas batangan yang masuk ke AS.

Terkini, kebijakan itu tercantum di situs Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP). Washington secara resmi menetapkan tarif khusus untuk emas batangan impor.

Dalam putusan CBP, emas batangan berkode HS 7108.13.5500 termasuk ukuran 1 kilogram dan 100 troy ounce yang populer di pasar AS, tidak masuk dalam daftar produk yang mendapat pembebasan tarif dari negara tertentu.

Baca Juga: Pabrik Mobil Listrik Asal China Ini Bertaruh pada Suku Cadang di RI

Kondisi ini membuat pengiriman emas batangan dari berbagai negara, termasuk Swiss, otomatis dikenakan tarif 39 persen. Kebijakan ini langsung memicu reaksi keras dari pelaku industri logam mulia dunia.

Salah satunya, reaksi datang dari Presiden Asosiasi Produsen dan Pedagang Logam Mulia Swiss (ASFCMP), Christoph Wild yang menilai langkah ini sebagai pukulan telak. Pasalnya, AS selama ini menjadi salah satu pasar utama emas batangan dari Swiss.

"Dengan tarif 39 persen, ekspor emas batangan ke AS pasti akan berhenti," tegas Wild sebagaimana dilansir dari Reuters pada Minggu, 10 Agustus 2025.

Baca Juga: Era Digital Mengubah Cara Orang Menabung Emas

Sejumlah produsen emas di Swiss juga dilaporkan sudah menghentikan pengiriman mereka ke AS setelah kebijakan ini diumumkan. 

Kendati demikian, Gedung Putih disebut sedang menyiapkan perintah eksekutif untuk memperjelas aturan tersebut. Spekulasi pun berkembang ihwal tarif tinggi ini bisa saja terjadi akibat kesalahan administrasi.

Analis independen, Ross Norman menilai Swiss selama ini dikenal sebagai pusat penyulingan dan transit emas dunia, sementara Inggris menjadi lokasi perdagangan emas bebas terbesar. Afrika Selatan dan Kanada juga termasuk negara penambang emas utama yang terdampak.

Baca Juga: Simak Kelebihan dan Kekurangan Deterjen Cair atau Bubuk

"Kemungkinan besar, mengenakan tarif 39 persen pada kilobar Swiss sama saja dengan menuangkan pasir ke dalam mesin yang sudah bekerja baik. Saya katakan kemungkinan, karena tetap ada peluang bahwa ini hanya kesalahan,” ujar Ross dalam artikel yang sama.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB
X