Dewi Astutik
Nama Dewi Astutik baru-baru ini mencuat ke publik setelah dinyatakan sebagai buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan masuk dalam Red Notice Interpol.
Perempuan asal Ponorogo ini menjadi sorotan karena diduga sebagai otak di balik penyelundupan dua ton sabu-sabu senilai Rp 5 triliun.
Pada Mei 2025, BNN berhasil mengungkap penyelundupan sabu besar-besaran melalui kapal MT Sea Dragon Tarawa.
Baca Juga: Mengurai Kerugian Negara dari Skandal Solar Murah
Dari operasi itu, petugas menemukan dua ton sabu dan mengaitkan nama Dewi Astutik sebagai pelaku utama.
Sejak tahun 2024, dirinya resmi masuk daftar buronan internasional dengan Red Notice dari Interpol, dalam skala operasi yang melibatkan jaringan narkotika internasional.
Freddy Budiman
Freddy Budiman dikenal sebagai bandar narkoba legendaris yang memproduksi sabu dari balik jeruji besi.
Pada 2013, ia bahkan mendirikan pabrik sabu di dalam Lapas Cipinang. Freddy dieksekusi mati di Nusakambangan pada 29 Juli 2016, setelah bertahun-tahun menjalankan jaringan narkotika skala besar.
Baca Juga: Menko Airlangga Umumkan Fokus BLT dan Program Magang Nasional
Raheem Agbaje Salami
Warga negara Nigeria, Raheem Agbaje Salami ini tertangkap di Bandara Juanda dengan membawa lima kilogram heroin.
Raheem menjalani hukuman penjara sebelum akhirnya dieksekusi mati di Nusakambangan tahun 2015.
Ia sempat berharap menjadi orang terakhir yang dieksekusi karena kasus narkoba di Indonesia.
Deretan kasus narkotika di atas kembali membuka mata publik terkait peredaran narkoba di Indonesia yang masih menjadi ancaman serius.
Baca Juga: Purbaya Ungkap Gibran Terima Curhatan Kepala Daerah soal Anggaran TKD
Di sisi lain, para terpidana narkoba seperti Sulaiman Daud hingga Dewi Astutik menunjukkan bagaimana jaringan narkotika internasional bisa menjangkau hingga ke pelosok negeri.