Minggu, 21 Desember 2025

‎Menilik Peran Gerakan Pangan Murah di Tengah Lonjakan Harga

Photo Author
- Jumat, 28 November 2025 | 07:18 WIB
Pengamat Kebijakan Publik, Sosial dan Ekonomi, Dr. Noviardi Ferzi. (Ist)
Pengamat Kebijakan Publik, Sosial dan Ekonomi, Dr. Noviardi Ferzi. (Ist)

‎Ia beranggapan, lokasi kegiatan yang terbatas di wilayah perkotaan dan kuota penjualan yang kecil membuat manfaatnya hanya dirasakan sebagian kecil kelompok.

‎"Warga pinggiran dan pedesaan tetap menghadapi harga yang sama tingginya, sehingga dampak program ini terhadap stabilitas harga secara keseluruhan mendekati nol." katanya.

‎"Pemerintah seolah merasa telah menjalankan intervensi, tetapi sesungguhnya masalah terbesar—keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat—tidak disentuh sama sekali." ungkapnya.

Baca Juga: Hakim Tolak Eksepsi Ammar Zoni, Sidang akan Masuk Pembuktian

‎Lebih jauh, menurut Ferzi, kebijakan seperti ini berpotensi merusak ekosistem produksi. Dimana, pemerintah menjual komoditas dengan harga jauh lebih rendah dari pasar, tekanan tidak langsung terbentuk pada produsen lokal.

‎"Petani justru menerima sinyal harga yang tidak sehat: harga ditekan ketika biaya produksi sedang tinggi. Dalam jangka panjang hal ini dapat mengurangi insentif mereka untuk meningkatkan produksi." kata Ferzi.

‎Ia juga melihat jika produksi melemah, Jambi akan semakin bergantung pada pasokan luar, dan ketergantungan tersebut justru memperbesar risiko gejolak harga di masa depan.‎

‎Dari berbagai keterbatasan tersebut dapat disimpulkan bahwa gerakan pangan murah tidak memiliki kekuatan untuk menjaga stabilitas harga.

Baca Juga: Wamenhub Bantah Isu Bandara Morowali Ilegal

‎"Ia [gerakan] adalah intervensi kecil yang dikemas secara komunikatif untuk menunjukkan kehadiran pemerintah, tetapi tidak pernah menyentuh faktor pembentuk harga yang sesungguhnya." bebernya.

Ekonom ternama di Jambi itu juga menjelaskan bahwa stabilitas harga hanya dapat dicapai jika pemerintah memperbaiki rantai pasokan, memperkuat produksi lokal, menurunkan biaya logistik, dan membangun cadangan pangan daerah yang dikelola secara profesional.

‎"Tanpa langkah struktural itu, setiap gerakan pangan murah yang digelar setiap tahun hanya mengulang pola lama, yaitu ramai saat acara berlangsung, tetapi hambar ketika berhadapan dengan realitas ekonomi di pasar." imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Purbaya Singgung Landasan Ekonomi Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 16:04 WIB

‎Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah

Sabtu, 8 November 2025 | 10:35 WIB

Respons Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen

Kamis, 6 November 2025 | 11:47 WIB

Purbaya Curhat Balpres Pakaian Bekas Bikin Rugi

Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:12 WIB

Trik Jitu Menkeu Purbaya untuk Pemimpin Daerah

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:57 WIB
X