GEMA LANTANG, JAMBI -- Lonjakan harga kebutuhan pokok yang meroket di Provinsi Jambi menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, mendapat sorotan khusus dari akademisi dan pengamatan regional Dr. Noviardi Ferzi.
Dalam komentar tajamnya pada hari Rabu pagi, Dr. Ferzi mengatakan lonjakan harga itu telah menimbulkan keresahan luas di kalangan warga.
Kenaikan harga menjelang natal dan pergantian tahun itu sudah dianggap tradisi tahunan oleh warga. Potret ini, kata Ferzi, adalah cerminan dari kerapuhan struktural dalam sistem ketahanan pangan lokal.
Baca Juga: Warga Jambi Ngeluh Harga Kebutuhan Pokok Meroket Jelang Nataru
Ekonom ternama di Jambi itu juga menegaskan bahwa fenomena ini merupakan kegagalan sistemik yang secara langsung mengancam dua pilar utama ketahanan pangan yaitu keterjangkauan dan stabilitas harga.
"Intervensi pemerintah yang hanya bersifat operasi pasar adalah solusi 'pemadam kebakaran' yang tidak mengatasi akar masalah ketergantungan Jambi pada pasokan dari luar daerah, yang membuat harga pangan sangat rentan terhadap gangguan logistik dan spekulasi di tingkat pemasok." kritik Ferzi.
Menurutnya, perspektif ini diperkuat oleh analisis, yang menunjukkan bahwa kenaikan harga pangan yang ekstrem, seperti cabai yang mencapai Rp100.000 per kilogram, menjadi kontributor utama inflasi daerah (Volatile Food Inflation).
Baca Juga: Dirjen Bea Cukai Beberkan Hambatan Pemberantasan Rokok Ilegal
"Kenaikan ini secara nyata menggerus daya beli masyarakat berpenghasilan rendah, memaksa mereka mengalokasikan persentase pendapatan yang lebih besar untuk makanan dan berpotensi menurunkan kualitas gizi." bebernya.
Ekonom itu juga menyinggung soal inefisiensi mekanisme pasar dan adanya margin yang tidak wajar pada rantai distribusi.
Hal ini menunjukkan bahwa harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat petani, melainkan terserap oleh middleman atau spekulan.
Baca Juga: Respons Kapolri soal Masyarakat Lebih Percaya Damkar Dibanding Polisi
Oleh karena itu, ia menilai bahwa langkah-langkah seperti mendatangkan pasokan dari luar daerah dan mengancam penimbun hanyalah solusi parsial.
Artikel Terkait
Respons Kapolri soal Masyarakat Lebih Percaya Damkar Dibanding Polisi
Pengamat: RSUD Raden Mattaher Mengalami Malfungsi Berat
Ketua DPR hingga Presiden Prabowo Minta Evaluasi dan Audit Rumah Sakit
Penerimaan Pajak Neto Anjlok 3,9 Persen, DPR Sentil Menkeu Purbaya
Mabes Polri Bidik Sektor Tambang Batu Bara di Jambi
Dirjen Bea Cukai Beberkan Hambatan Pemberantasan Rokok Ilegal
Syarif Fasha Bongkar Kecurangan Distribusi BBM Bersubsidi
Menilik Komitmen BPABB Dalam Menjaga Kelancaran Lalulintas
Warga Jambi Ngeluh Harga Kebutuhan Pokok Meroket Jelang Nataru
Bersama sang Istri, Fadhil Arief Peringati Hari Guru