"Kisah batubara Jambi adalah potret miniatur bagaimana sumber daya alam dikuasai oleh segelintir orang, sementara tanggung jawab sosial dan ekologis diabaikan." katanya.
Ia juga mengklaim, selama sistem izin masih bisa dinegosiasikan, pengawasan bisa “dibicarakan”, dan sanksi bisa ditunda, maka tambang batubara akan tetap menjadi sumber kekayaan bagi segelintir orang dan sumber penderitaan bagi banyak lainnya.
"Jambi memang kaya batubara, tapi kekayaannya tidak jatuh ke tangan rakyat. Ia mengalir lewat celah kebijakan, melalui jaringan pengusaha dan oknum yang bermain rapi dari balik meja." ungkapnya.
Baca Juga: Begini Respons KPK usai Mahfud MD Bongkar Dugaan Korupsi Proyek Whoosh
"Hingga hari ini, batubara Jambi tetap hitam, bukan hanya warnanya, tapi juga caranya dikelola. Dan selama hukum masih tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, mafia tambang akan tetap beroperasi tanpa takut, di tanah yang kaya namun ditinggalkan oleh keadilan." cetusnya.
Artikel Terkait
Tongkang Batubara Kandas Hingga Terbakar, Warga Rambutan Masam Protes
Pengemudi Angkutan Batubara di Jambi Tak Terpengaruh Isu 'One Piece'
Mencuat! Dugaan Pungutan Ilegal Batubara di Jambi Capai Triliunan Rupiah
Indonesia dan Bangladesh Perkuat Kemitraan Energi, Batubara Mendominasi
Kendaraan 'Plat Luar' Leluasa Angkut Batubara di Jambi hingga PPTB 'Jadi 2'
Heboh Angkutan Batubara 'Kode JN' Melintas di Siang Bolong
Makatara Minta Pemerintah Umumkan Status Penghentian TUKS Batubara PT SAS
Warga Jengkel Angkutan Batubara Picu Kemacetan Panjang di Muaro Jambi
Update Kemacetan Akibat Angkutan Batubara di Muaro Jambi
Polemik PPTB Jambi Menggerus Kepercayaan Pengusaha Batubara