Tenaga medis cadangan juga dikerahkan oleh Kemenkes untuk sampai ke lokasi bencana.
“Tenaga medis khususnya dokter, perawat, ahli kesehatan lingkungan dan epidemiologi untuk membantu penanganan kesehatan di sana,” sambungnya.
Kemenkes pusat juga melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memaksimalkan layanan kesehatan di kawasan bencana.
Bantuan Dikirim Lewat Udara
Pratikno juga menyebutkan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) sudah aktif mengirim bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Baca Juga: Wamenhub Bantah Isu Bandara Morowali Ilegal
Pengiriman bantuan ke lokasi terdampak, mengingat banyak akses terputus, Pratikno membeberkan bahwa ada opsi untuk menggunakan jalur udara.
“Ini tadi kita bicarakan dengan BMKG kalau situasinya, cuacanya semakin membaik, kita akan banyak memanfaatkan bantuan melalui udara,” ungkap Pratikno.
“Karena kita kan tidak bisa menunggu pemberian bantuan sampai infrastruktur perhubungan darat ini selesai, jadi kita akan mengirimnya juga lewat udara,” tambahnya.
Namun sekali lagi, pengiriman bantuan melalui udara, kata Pratikno bergantung pada kondisi cuaca di lokasi.
Bencana Banjir dan Longsor di Sumatera Utara
Hasil laporan sementara yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Rabu, pukul 07.00 WIB, dari Kabupaten Sibolga, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dalam durasi lebih dari dua hari telah memicu terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
Baca Juga: Keluarga Ira Puspadewi Tak Sangka Prabowo akan Beri 'Hadiah' Itu
Beredar di media sosial rekaman video ketika banjir mengalir deras, menghantam rumah, dan menyeret kendaraan hingga infrastruktur yang dilewati.
Banjir juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan dan sampah rumah tangga.
Daerah yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Angin Nauli di Kecamatan Sibolga Utara, Kelurahan Aek Muara Pinang dan Aek Habil di Kecamatan Sibolga Selatan, Kelurahan Pasar Belakang dan Pasar Baru di Kecamatan Sibolga Kota.