Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa sebagian korban masih belum bisa menceritakan kronologi kejadian secara utuh karena masih dalam kondisi kaget dan syok.
“Mereka tentu belum bisa menceritakan secara detail karena rata-rata ya mungkin kaget dan kemudian menyelamatkan diri itu aja ya,” tutur Gus Ipul.
Baca Juga: Tanpa Hilirisasi, Jambi Tetap 'Jadi Penonton' di Arena Ekonomi
“Jadi, mereka bisa merasakan tiba-tiba ada ledakan, setelah itu mereka tidak bisa mengetahui lagi,” sambungnya.
Pendampingan Trauma Healing
Lebih lanjut, Mensos menjelaskan bahwa pendampingan psikologis bagi para korban akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu, bergantung pada hasil asesmen tim profesional.
Program ini akan mencakup trauma healing, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan untuk membantu korban kembali beradaptasi.
“Tergantung asesmennya, ya. Bisa sebulan, bisa dua bulan, sesuai hasil asesmennya akan kita dampingi nanti,” tegasnya.
Baca Juga: Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah
“Baik itu dalam bentuk trauma healing maupun rehabilitasi sosial dan pemberdayaan,” pungkasnya.
Kementerian Sosial akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah, tenaga medis, dan keluarga korban guna memastikan seluruh kebutuhan korban terpenuhi hingga kondisi mereka benar-benar pulih.