Trump menilai, momentum ini sebagai kesempatan bersejarah untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 67 ribu orang.
“Kami telah menyiapkan semua langkah untuk memastikan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah,” ucap Trump di Washington.
Menurut rencananya, setelah sandera dibebaskan, Israel akan melepas sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 tahanan politik dan 1.700 orang yang ditahan selama agresi di Gaza.
Meski begitu, kelompok Hamas menuntut pembebasan 7 tokoh Palestina tambahan yang hingga kini masih ditolak oleh Israel.
Baca Juga: Aksi Bela Palestina di Kedubes AS, 250 Bus Jawa-Sumatera Penuhi Jakarta
Israel Klaim Kemenangan Meski Ditekan Hamas
Panglima Militer Israel, Letjen Eyal Zamir menyebut kemenangan atas Hamas sebagai hasil kombinasi antara kekuatan militer dan diplomasi selama dua tahun terakhir.
“Tekanan militer yang kami lakukan bersama langkah-langkah diplomatik pelengkap menjadi bentuk kemenangan atas Hamas,” ujar Eyal sebagaimana dilansir dari The Straits Times, pada Senin, 13 Oktober 2025.
Sementara itu, Hamas diketahui menyatakan telah menyelesaikan seluruh persiapan untuk penyerahan sandera.
Kelompok pembela Palestina tersebut juga berjanji menyerahkan jenazah prajurit Israel yang tewas pada perang Gaza tahun 2014.
“Kami telah menuntaskan semua persiapan untuk menyerahkan seluruh sandera yang masih hidup,” kata salah satu anggota Hamas dilansir dari laporan yang sama.
Baca Juga: Afghanistan: Puluhan Tentara Pakistan Tewas Dalam Pertempuran
Warga Gaza Diselimuti Puing Reruntuhan
Seiring gencatan senjata, sejumlah warga Gaza diketahui mulai kembali ke rumah mereka yang hancur.
Fatima Salem, seorang warga berusia 38 tahun, menggambarkan suasana pilu ketika menapaki puing-puing rumahnya.
“Tidak ada yang sama lagi, bahkan rumah tetangga sudah hilang,” kata Fatima Salem dikutip dari The Straits Times.