GEMALANTANG.COM, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menambahkan tarif baru pada ancaman sanksinya terhadap Rusia jika negara itu tidak membuat kesepakatan untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.
Tidak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa tarif ini juga dapat diterapkan ke negara-negara peserta lainnya.
Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengubah komentar yang dibuatnya pada hari Selasa bahwa ia kemungkinan akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin menolak untuk berunding guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun tersebut.
Baca Juga: Jelang Pelantikan Walikota Jambi, Maulana Bilang Gini
"Jika kita tidak membuat 'kesepakatan', dan segera, saya tidak punya pilihan lain selain mengenakan Pajak, Tarif, dan Sanksi tingkat tinggi pada apa pun yang dijual oleh Rusia ke Amerika Serikat, dan berbagai negara peserta lainnya," kata Trump seperti dilansir Reuters.
Postingan Trump tidak mengidentifikasi negara-negara yang dianggapnya sebagai peserta dalam konflik tersebut, atau bagaimana ia mendefinisikan partisipasi.
Asal tahu saja. Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden menjatuhkan sanksi berat terhadap ribuan entitas di sektor perbankan, pertahanan, manufaktur, energi, teknologi, dan sektor lain di Rusia sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan kota-kota.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan Moskow harus melihat apa pendapat Trump tentang arti kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Ini bukan sekadar masalah mengakhiri perang, yang terutama adalah masalah mengatasi akar penyebab krisis Ukraina."kata Polyanskiy kepada Reuters.
Menjelang kemenangannya dalam pemilihan umum pada tanggal 5 November, Trump telah menyatakan puluhan kali bahwa ia akan mencapai kesepakatan antara Ukraina dan Rusia pada hari pertamanya menjabat.
Baca Juga: Ini Pesan Bupati Batanghari, Fadhil Arief Untuk Sekda Mula P Rambe
Namun, para pembantu Trump telah mengakui bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang dapat memakan waktu berbulan-bulan atau lebih lama.
Artikel Terkait
Serangan Mematikan Israel Ditengah Perundingan Gencatan Senjata
Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Menlu AS Peringatkan Rusia
Penyidik Minta Bantuan Polisi Untuk Menangkap Presiden Yoon Suk Yeol
Jalan Raya Dinosaurus Berusia 166 Juta Tahun Ditemukan Di Inggris
Selatan AS Membeku Akibat Pusaran Kutub, Ribuan Penerbangan Dibatalkan
T.O.P Eks BIGBANG Bantah Rumor Pakai Ordal Buat Join Squid Game 2, Spill Proses Berhasil Dapat Peran Thanos dan Janjinya pada Sutradara
Saif Ali Khan Ditusuk dan Dirampok, Kuat Dugaan Aksi Perampok Dibantu Pelayan Rumah
Teori Penyebab Kebakaran Los Angeles, Mulai dari Petir hingga Sisa Api Tahun Baru
Resmi Diblokir di AS, TikTok Bakal Kena Denda Rp81,9 Juta per Orang Jika Masih Ada Warga Paman Sam yang Main Aplikasi Asal China Itu!
Kata Perwakilan Trump untuk Timur Tengah, Indonesia Jadi Pilihan untuk Boyong Pengungsi Gaza?