GEMALANTANG.COM, SEOUL -- Korea Utara menembakkan rudal saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Korea Selatan, di mana ia memperingatkan Pyongyang bekerja semakin dekat dengan Rusia pada teknologi luar angkasa canggih.
Blinken berkunjung saat para penyelidik berusaha menangkap Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan. Yoon dilaporkan telah mengurung diri di kediamannya setelah dimakzulkan karena gagal menerapkan darurat militer.
Baca Juga: PPN 12 Persen Batal Tapi Muncul 2 Kolom Baru di STNK, Berapa Biaya yang Dibebankan?
Sebagai pengingat tantangan umum yang melampaui politik dalam negeri, Korea Utara menembakkan rudal balistik ke laut saat Blinken mengadakan pertemuan di Seoul, mendorongnya untuk menegur Pyongyang dan sekutunya, Rusia.
Baik Blinken maupun mitranya dari Korea Selatan Cho Tae-yul mengutuk peluncuran tersebut dalam konferensi pers bersama, dengan diplomat tinggi Washington menyebutnya sebagai pelanggaran lain terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Hakim Akan Menjatuhkan Hukuman Kepada Donald Trump Sebelum Dilantik
Diplomat yang akan keluar itu juga menyasar Rusia, dengan mengatakan bahwa Moskow sedang memperluas kerja sama luar angkasa dengan Pyongyang.
"DPRK sudah menerima peralatan dan pelatihan militer Rusia. Sekarang kami punya alasan untuk percaya bahwa Moskow bermaksud untuk berbagi teknologi antariksa dan satelit canggih dengan Pyongyang," katanya dalam konferensi pers.
Setelah rudal Korea Utara terbang sekitar 1.100 kilometer (680 mil) sebelum jatuh ke laut, Seoul mengatakan pihaknya telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan untuk peluncuran lebih lanjut.
Baca Juga: Kabupaten Batanghari Kehilangan Salah Satu Sektor Penyumbang PAD
Seoul juga berkoordinasi erat dengan AS dan Jepang mengenai peluncuran tersebut, militer Korea Selatan menambahkan, seperti dilansir AFP.
Uji coba tersebut dilakukan dua minggu sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump, yang dalam masa jabatan terakhirnya berupaya merayu Korea Utara dengan diplomasi pribadi yang unik.
Artikel Terkait
Prabowo Luncurkan Coretax: Berlaku 1 Januari 2025, Bisa untuk Mengajukan Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Hilang Lalu Muncul Kembali, Intip 4 Fakta Terkini Ujian Nasional yang Bakal Hadir di 2026 dengan Konsep Baru dari Mendikdasmen
Menlu AS Akan Kunjungi Korea Selatan Bahas Krisis Politik
Peringatan HAB, Fadhil Arief: Agama Melarang Kekerasan dan Kebencian
Manajemen Grand Club Buka Suara Atas Tuduhan Menyalahi Aturan
Kabupaten Batanghari Kehilangan Salah Satu Sektor Penyumbang PAD
Hakim Akan Menjatuhkan Hukuman Kepada Donald Trump Sebelum Dilantik
Serangan Mematikan Israel Ditengah Perundingan Gencatan Senjata
PPN 12 Persen Batal Tapi Muncul 2 Kolom Baru di STNK, Berapa Biaya yang Dibebankan?
2 Kasus Pelecehan Turis Mancanegara di Indonesia, Dilecehkan dan Diperkosa Lalu Dirampok