Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Memenuhi Amanat Konstitusi dan Tantangan Nyata Dilapangan
“Hal yang menarik adalah stabilitas dolar AS yang membuat rupiah juga terjaga,” ucap Henry.
Di sisi lain, JP Morgan juga menyoroti rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.
Menurut Henry, keseimbangan antara target pertumbuhan dan defisit fiskal dalam APBN tersebut memberikan sinyal positif bagi perekonomian.
“Budget ini cukup bagus, kuncinya ada di eksekusi. Kami rasa hal ini akan berdampak positif,” tegasnya.
Baca Juga: Rencana Kota Modern di Gaza Bocor, Disokong Dana Fantastis Rp1.600 Triliun
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, JP Morgan menyebutkan beberapa sektor yang patut diperhatikan investor. Sektor konsumer diproyeksikan menguat karena peningkatan belanja pemerintah.
Selain itu, sektor pertambangan, terutama nikel, dipandang memiliki prospek cerah. Begitu pula sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti otomotif dan properti, yang dinilai berpotensi menjadi pilihan menarik bagi investor di masa mendatang.
Artikel Terkait
Bank Indonesia Catat Uang Beredar pada Juli 2025 Tumbuh 6,5 Persen
OJK Ingatkan Bank Turunkan Bunga Kredit Ikuti Penurunan Suku Bunga Acuan
Saham Nissan Anjlok 6 Persen usai Mercedes-Benz Lepas Kepemilikan Saham
5 Jurus Jitu Menyusun Strategi Bisnis dengan Bantuan AI
Tarif Perdagangan, Pajak Impor yang Mengubah Harga Pasar
'Vampir Ekonomi', Tunjukkan Pentingnya Membangun Kesejahteraan Bersama
Gaji Tetap vs Upah per-Jam, Dampak Finansial dan Keseimbangan Hidup
5 Tantangan yang Perlu Diwaspadai saat Merintis Usaha
BI Pastikan Suku Bunga Kredit Berangsur Turun, Transmisi Butuh Waktu
4 Rahasia Bangun Bisnis Lebih Tahan Gempuran Ekonomi