Dalam perspektif ekonomi perkotaan, ini juga sejalan dengan gagasan creative economy cluster (Florida, 2002), yang mana ruang-ruang publik dikembangkan sebagai simpul aktivitas kreatif dan komunitas.
Baca Juga: Pakar Keuangan: Generasi Milenial Lebih Sadar Tabungan Darurat
"Pasar TAC memiliki semua bahan mentah untuk itu tinggal bagaimana menjadikannya prioritas dalam rencana revitalisasi." katanya.
Kota Tak Butuh Pasar Baru, Tapi Pasar yang Bermakna
Revitalisasi Pasar TAC adalah peluang besar untuk tidak hanya memperbaiki fisik ruang, tapi juga memperkuat narasi kota.
Di tengah dominasi transaksi digital, pasar tradisional yang bertahan bukanlah yang meniru gaya mall, tapi yang mempertahankan ciri khas dan menawarkan pengalaman yang tak tergantikan oleh layar smartphone.
"Pasar TAC, dengan semua potensinya yang unik, adalah cermin dari ruang hidup masyarakat Jambi. Jika revitalisasi diarahkan untuk memperkuat tematik, memperindah interaksi, dan menumbuhkan komunitas, maka pasar ini akan menjadi ikon kota yang baru—bukan karena bangunannya, tapi karena jiwanya" beber Martayadi.
Baca Juga: Rencana Kota Modern di Gaza Bocor, Disokong Dana Fantastis Rp1.600 Triliun
"Dan tugas kita, sebagai akademisi, pemerintah, dan warga, adalah memastikan bahwa pembaruan yang dilakukan bukan sekadar menghapus sejarah demi tampilan, tetapi merawat identitas demi masa depan." sebutnya.