Pemerintah provinsi telah menghentikan sementara pekerjaan, namun Dr. Noviardi menegaskan keputusan permanen diperlukan agar hak hidup sehat masyarakat tetap dijaga dan keuntungan korporasi tidak mengorbankan kepentingan publik.
Dr. Noviardi Ferzi juga membandingkan kasus Aur Kenali dengan proyek serupa di kota lain di Indonesia, di mana stockpile batubara yang dipaksakan di pemukiman menimbulkan banjir, kerusakan lingkungan, dan peningkatan kasus penyakit pernapasan.
Baca Juga: Kades Super Tangguh Terima Oleh-oleh, Ini Pesan Fadhil Arief
Ia kembali menekankan bahwa suara kolektif masyarakat harus didengar, dan keseimbangan kepentingan publik dan korporasi dijaga.
"Warga Aur Kenali menegaskan mereka bukan anti-pembangunan, tetapi menolak pembangunan yang mengorbankan ruang hidup. Perlawanan mereka menjadi simbol bahwa kepedulian publik dan advokasi kolektif adalah kunci mencegah kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial." pungkasnya.
Artikel Terkait
PUPR Percepat Rehabilitasi Puluhan Sekolah di Kota Jambi
Pembukaan MTQ di Aro, Ini Pesan Fadhil Arief
Kades Super Tangguh Terima Oleh-oleh, Ini Pesan Fadhil Arief
Di Balik Kemajuan Tirta Mayang, Pengamat Ingatkan Risiko Stagnasi
Fadhil Arief Siap Dukung Kompetisi Liga Pelajar Sepak Bola
Menkeu Purbaya Ancam Rumahkan Seluruh Pegawai Bea Cukai
Kinerja Pidsus 2025: Kejati Sumsel Bongkar Kerugian Negara Triliunan Rupiah
Hadiri Paripurna DPRD Batang Hari Bahas Ranperda, Ini Harapan Fadhil Arief
Menyingkap 'Kinerja' Pansel Tirta Mayang yang Diterjang Isu
Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi