GEMA LANTANG, JAMBI — Warga Kelurahan Aur Kenali dan kawasan sekitar menegaskan penolakan tegas terhadap rencana pembangunan stockpile dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) batubara milik PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS), bagian dari RMKE Group.
Mereka membentuk posko perlawanan, dengan memasang spanduk bertuliskan “Tolak Stockpile”, dan menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut penghentian proyek yang dinilai mengancam ruang hidup mereka.
Seorang warga menyebut, “Sama sekali tidak ada sosialisasi yang layak — tiba-tiba alat berat sudah berdiri di belakang rumah kami, menggulung rawa yang selama puluhan tahun jadi penampung air alami.”
Baca Juga: Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi
Dr. Noviardi Ferzi, seorang pengamat kebijakan publik ternama di Jambi menilai aksi warga ini merupakan bentuk pengawasan terhadap apa yang disebutnya “gerilya” korporasi PT SAS untuk memaksakan proyek demi keuntungan sendiri, tanpa memperhitungkan dampak terhadap masyarakat.
Dr. Noviardi Ferzi juga menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar investasi, tetapi bentuk pelanggaran birokrasi karena pemerintah daerah dianggap memfasilitasi kegiatan yang berpotensi merugikan warga.
"Debu batu bara dan polusi yang ditimbulkan dapat memperparah risiko penyakit pernapasan, termasuk asma dan ISPA, dan jika dibiarkan akan menjadi krisis kesehatan nyata bagi masyarakat." sebutnya, pada Rabu malam.
Baca Juga: Kinerja Pidsus 2025: Kejati Sumsel Bongkar Kerugian Negara Triliunan Rupiah
Secara ekonomi, Dr. Ferzi melihat kontribusi PT SAS diperkirakan sekitar Rp 80 miliar per tahun, sedangkan kerugian sosial, penurunan nilai properti, kerusakan infrastruktur, dan dampak lingkungan bisa mencapai Rp 3,4 triliun dalam sepuluh tahun.
“Kerugian yang ditanggung warga jauh lebih besar daripada keuntungan yang diklaim,” tegas Noviardi.
Ferzi yang juga seorang ekonom juga menekankan bahwa penolakan warga harus diwujudkan melalui aksi nyata agar hak atas lingkungan hidup yang sehat tetap terlindungi.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ancam Rumahkan Seluruh Pegawai Bea Cukai
Dugaan pelanggaran tata ruang makin memperkuat posisi warga. Menurutnya, lokasi rencana stockpile berada di zona pemukiman, dekat kawasan lindung dan sumber air baku, sehingga penggunaan lahan untuk industri bertentangan dengan aturan tata ruang.
Artikel Terkait
PUPR Percepat Rehabilitasi Puluhan Sekolah di Kota Jambi
Pembukaan MTQ di Aro, Ini Pesan Fadhil Arief
Kades Super Tangguh Terima Oleh-oleh, Ini Pesan Fadhil Arief
Di Balik Kemajuan Tirta Mayang, Pengamat Ingatkan Risiko Stagnasi
Fadhil Arief Siap Dukung Kompetisi Liga Pelajar Sepak Bola
Menkeu Purbaya Ancam Rumahkan Seluruh Pegawai Bea Cukai
Kinerja Pidsus 2025: Kejati Sumsel Bongkar Kerugian Negara Triliunan Rupiah
Hadiri Paripurna DPRD Batang Hari Bahas Ranperda, Ini Harapan Fadhil Arief
Menyingkap 'Kinerja' Pansel Tirta Mayang yang Diterjang Isu
Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi