"Setiap kerja sama yang tidak terhubung langsung dengan prioritas—atau bahkan sekadar menjadi proyek sampingan—akan membuat agenda besar pemerintahan terpantul ke pinggir." terangnya.
"Wali Kota perlu memastikan bahwa geliat gaspol membangun tidak berubah menjadi manuver yang tanpa arah." timpalnya.
Pengamat kebijakan publik dan akademisi ternama di Jambi itu mengungkapkan bahwa Kota Jambi membutuhkan konsistensi visi, bukan deretan seremoni tanda tangan.
Baca Juga: Jaga Marwah Laporkan Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban ke KPK
"Masyarakat menanti realisasi yang terukur dari 11 program unggulan, bukan sekadar kabar bertambahnya kolaborasi. Karena janji prioritas itu bukan hiasan kampanye; itu adalah komitmen yang harus terus dijaga, dituntaskan, dan tidak boleh dikaburkan oleh ambisi melebar ke semua sektor tanpa kedalaman." katanya.
Ia juga mengingatkan jika fokus Wali Kota Jambi bergeser, maka yang hilang bukan hanya arah pembangunan, tetapi juga kepercayaan publik yang sudah diberikan pada masa awal kepemimpinan.
Artikel Terkait
Jaga Marwah Laporkan Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban ke KPK
Kisah Masa Kecil Purbaya Usai Dinobatkan Jadi Menteri dengan Kinerja Moncer
Buntut Skandal Penyelundupan 2 Ton Sabu usai Operasi Senyap RI-Kamboja
Pengamat Sebut Isu Mahar Kepsek Kota Jambi Hanya Persaingan Timses
LPKNI Laporkan Dugaan Pelanggaran di Cagar Budaya ke Level Internasional
Anggota DPR Minta Menhut Raja Juli Mundur: Enggak Punya Hati Nurani
Senyum Bahagia Ratusan Ojol Selimuti Saleh Azim di Misoan Diva
Perkuat PAD, Tirta Mayang Setor Dividen ke Pemkot Jambi
Di Balik Isu Tirta Mayang, Carles: Framing Publik Diarahkan Menyerang Figur
Pengamat Kritik Klaim Jambi Ungguli Riau–Sumsel di Sektor Pariwisata