"Bila proyek sebesar itu saja gagal memberikan dampak nyata, maka wajar bila publik pesimistis terhadap taman Rp4,5 miliar yang dibangun bersamaan dengan penataan Lapangan Garuda." tambahnya.
Ia menilai, bahwa alih-alih meningkatkan kualitas hidup warga, rangkaian proyek tersebut justru memperlihatkan ketidaktegasan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menentukan prioritas anggaran, serta lemahnya orientasi pada kebutuhan publik.
Baca Juga: Serap Aspirasi, Zulva Fadhil Buka Pengaduan Masyarakat Batang Hari
"Yang dibutuhkan adalah ruang publik yang benar-benar hidup—dibangun berdasarkan dialog, transparansi, dan kebutuhan nyata masyarakat. Jika prioritas anggaran terus kabur, maka penataan ruang hanya akan melahirkan ikon, bukan manfaat." pungkasnya.
Artikel Terkait
Soal Balpres: Kebijakan Kemenkeu hingga Pemusnahan oleh Kemendag
Cuaca Hambat Evakuasi Longsor, BNPB dan BMKG Siapkan Rekayasa Awan
Selain Duit APBN, Purbaya Pernah Kirim Surat ke Gubernur
Oegroseno Soroti Fokus Isu yang Harus Dibahas Tim Komisi Reformasi Polri
Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN
Prabowo dan Raja Abdullah II Kompak Saksikan Demontrasi Drone
Polisi Periksa 4 Saksi Buntut Dugaan Kasus Bullying di SMP Tangsel
5 Ton Udang Terkontaminasi Cesium-137 Dimusnahkan
Serap Aspirasi, Zulva Fadhil Buka Pengaduan Masyarakat Batang Hari
Cerita Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta usai Insiden Ledakan