Dari sisi kebijakan publik, penerangan jalan memang meningkatkan rasa aman dan mobilitas warga, tetapi bukan solusi utama terhadap masalah infrastruktur dasar di Sarolangun.
Baca Juga: Kejagung Didesak Bongkar Skandal Batubara Koto Boyo
"Jalan yang rusak, drainase buruk, hingga akses warga ke fasilitas publik masih menjadi isu mendasar yang belum terselesaikan." ungkapnya.
"Maka ketika perusahaan tambang lebih menonjolkan program kecil seperti pemasangan lampu, sementara isu besar di sekeliling tambang dibiarkan menggantung, langkah itu mudah terbaca sebagai manuver pencitraan." imbuh Noviardi.
Dengan demikian, meskipun pemasangan 40 titik lampu jalan oleh Group PT SAS layak diapresiasi sebagai langkah positif, publik tetap perlu memandangnya secara proporsional.
Noviardi beranggapan bahwa transparansi, komitmen pemeliharaan jangka panjang, dan keterlibatan masyarakat adalah hal penting agar program ini tidak berhenti pada tataran simbolik.
Baca Juga: Purbaya dan Aksi Sikat Mafia: Suara Penolakan Dianggap Jeritan Pelaku
"Jika tidak, terang lampu yang baru menyala malam ini bisa jadi hanya sekejap — sementara masalah yang lebih gelap dan mendasar di sekitar tambang tetap belum tersentuh." tutupnya.
Artikel Terkait
Kendaraan 'Plat Luar' Leluasa Angkut Batubara di Jambi hingga PPTB 'Jadi 2'
Heboh Angkutan Batubara 'Kode JN' Melintas di Siang Bolong
Makatara Minta Pemerintah Umumkan Status Penghentian TUKS Batubara PT SAS
Warga Jengkel Angkutan Batubara Picu Kemacetan Panjang di Muaro Jambi
Update Kemacetan Akibat Angkutan Batubara di Muaro Jambi
Polemik PPTB Jambi Menggerus Kepercayaan Pengusaha Batubara
Potret 'Kelam' Aksi Ilegal Mafia Batubara Jambi
Kejagung Didesak Bongkar Skandal Batubara Koto Boyo
Batubara di Jalan Rakyat: Saat Regulasi Tak Lagi Dihormati
LPKNI Desak Bareskrim Bongkar Skandal Suap Batubara di Jambi