Ia juga membahas ada pembicaraan mengenai hubungan bilateral Indonesia-Israel, termasuk ketika dirinya hadir dalam Sidang OECD di Paris pada akhir Maret 2025 lalu.
Baca Juga: RI Siap Mengakui Israel Jika Sekutu AS Mengakui Palestina
“Saya sendiri hadir di Sidang OECD di Paris pada akhir Maret 2025,” kata Yusril.
“Tidak ada isu seperti yang diberitakan media Israel tersebut,” imbuhnya.
Yusril menekankan bahwa langkah Indonesia untuk mencalonkan diri menjadi anggota OECD sepenuhnya didorong oleh pertimbangan strategis, tanpa melibatkan dukungan dari pihak Israel.
Baca Juga: Macron: Persahabatan Indonesia dan Prancis Bukan Sekadar Kata
Dalam kesempatan yang sama, Yusril ikut menyampaikan pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal kemungkinan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, asalkan negara tersebut lebih dulu mengakui kedaulatan Palestina.
“Israel harus terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina,” tegas Yusril.
“Barulah Indonesia mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” lanjut Yusril.
Baca Juga: Seorang Hakim Terkemuka Dibunuh saat Berangkat Kerja
Sebelumnya, Ynet beberapa kali melaporkan dugaan upaya pendekatan Indonesia dengan Israel sebagai bagian dari strategi untuk menjadi anggota OECD.
Media tersebut bahkan mengungkapkan bahwa sejak tahun 2024 telah berlangsung perundingan tertutup antara delegasi dari kedua negara dan perwakilan OECD.
Pada 28 Mei 2025, Ynet juga mengutip pernyataan Presiden Prabowo yang membuka kemungkinan hubungan diplomatik jika Palestina diakui sebagai negara merdeka oleh Israel.