Senin, 22 Desember 2025

‎Proyek Hilirisasi Bukit Asam: Antara Harapan dan Keraguan

Photo Author
- Jumat, 26 September 2025 | 16:27 WIB
‎Pertambangan batubara. (Pixabay/Martina Janochová)
‎Pertambangan batubara. (Pixabay/Martina Janochová)

‎GEMA LANTANG -- Proyek gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan, pernah digadang-gadang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) andalan.

Nilainya fantastis, US$2,1 miliar, dengan harapan bisa mengurangi impor LPG yang setiap tahun membebani neraca energi.

‎PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ditunjuk sebagai motor utama, bersama Pertamina dan Air Products asal Amerika Serikat.

Baca Juga: PLN dan Bayang-bayang Korupsi: Transparansi yang Belum Menyala

‎Namun, sejak 2023 proyek ini praktis mandek. Air Products resmi mundur, membuat pembangunan tak kunjung bergerak. Hingga kini, pemerintah masih mencari mitra baru.

‎Janji yang Tak Sebanding

‎Sejak awal, gasifikasi batubara dianggap sebagai jalan keluar untuk menambah nilai tambah. PTBA sendiri berkali-kali menyebut proyek ini bagian dari strategi hilirisasi.

‎Tetapi menurut lembaga riset energi Institute for Essential Services Reform (IESR), keekonomian proyek DME sangat rapuh. Harga produksi diperkirakan lebih tinggi dibanding LPG impor, sementara subsidi justru bisa semakin membebani APBN.

Baca Juga: ‎PTBA Terjebak Bisnis Kotor Batu Bara di Tengah Tren Energi Hijau

‎"Proyek DME hanya akan memindahkan beban, bukan solusi transisi energi," kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam laporan yang dipublikasikan 2023, dan dikutip pada Jumat 26 September 2025.

‎la menekankan bahwa gasifikasi batubara tidak ramah lingkungan karena emisinya tetap tinggi, bahkan berpotensi lebih besar dari LPG.

‎Investor Meragukan

‎Dampak dari ketidakpastian ini bukan hanya teknis, tetapi juga reputasi. Menurut catatan Trend Asia, lembaga pemantau transisi energi, mandeknya proyek DME memunculkan keraguan di kalangan investor terhadap komitmen implementasi ESG РТВА.

Baca Juga: CEO Promedia Ajak Para Jurnalis Optimis Bangun Industri Media

‎"Investor kini lebih hati-hati. Mereka melihat proyek berbasis batubara bukan lagi prospek, tapi risiko," tulis laporan Trend Asia berjudul Jejak Kotor Gasifikasi, yang terbit pada 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

D’Raja Law Firm, Mitra Hukum Terpercaya di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:16 WIB

Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:55 WIB

Pengamat Sebut Temuan Ombudsman RI Bukan Putusan Hukum

Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:57 WIB

Tanfidziyah Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen PBNU

Sabtu, 29 November 2025 | 08:37 WIB
X