Minggu, 21 Desember 2025

KPK Kembali Periksa Muhamad Haniv soal Dugaan Gratifikasi

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 15:16 WIB
Juru bicara KPK, Budi Prasetyo menyebut mantan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Muhamad Haniv, kembali diperiksa. (KPK/Ist)
Juru bicara KPK, Budi Prasetyo menyebut mantan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Muhamad Haniv, kembali diperiksa. (KPK/Ist)

GEMA LANTANG, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali periksa Mantan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Khusus, Muhamad Haniv.

Pemeriksaan itu terkait dugaan gratifikasi yang menjeratnya saat masih menjabat pada periode 2015-2018.

"Dugaan tindak pidana korupsi gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan," kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan, Senin 15 September 2025.

Baca Juga: Perlindungan Data Pribadi Jadi Alasan KPU Tutup Akses Ijazah Capres-Cawapres

Pemeriksaan berlangsung di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Meski begitu, KPK belum memastikan apakah Haniv akan langsung ditahan usai pemeriksaan. 

Sebelumnya, Haniv juga telah dimintai keterangan pada Selasa 10 Juli 2025. Saat itu, ia bungkam dan enggan memberikan penjelasan setelah diperiksa selama lima jam.

KPK menetapkan Haniv sebagai tersangka lantaran diduga menyalahgunakan kewenangan jabatannya untuk meminta sejumlah uang dari pihak-pihak tertentu. Uang tersebut disebut dipakai untuk kebutuhan bisnis fashion anaknya.

Baca Juga: OJK ‘Paksa’ Lembaga Keuangan Dorong UMKM Demi Pemulihan Ekonomi

Dalam modusnya, Haniv memanfaatkan jejaring yang ia miliki di lingkungan DJP. Ia bahkan mengirimkan e-mail permintaan bantuan modal kepada sejumlah pengusaha yang merupakan wajib pajak. 

Praktik ini diduga menimbulkan konflik kepentingan karena menggunakan jabatan publik untuk menguntungkan kepentingan pribadi.

Kasus ini semakin menyoroti persoalan integritas di institusi perpajakan. Sebagai pejabat publik yang seharusnya menjaga kepercayaan masyarakat, Haniv justru diduga memanfaatkan posisinya untuk kepentingan keluarga. 

Baca Juga: Viral Video Rektor UI Challenge Kumpulkan Uang Saat Wisuda

KPK menilai praktik penyalahgunaan jabatan semacam ini berpotensi merusak kredibilitas DJP dan menurunkan kepercayaan wajib pajak terhadap sistem perpajakan.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

D’Raja Law Firm, Mitra Hukum Terpercaya di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:16 WIB

Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:55 WIB

Pengamat Sebut Temuan Ombudsman RI Bukan Putusan Hukum

Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:57 WIB

Tanfidziyah Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen PBNU

Sabtu, 29 November 2025 | 08:37 WIB
X